PPIM UIN Jakarta Kunjungi Pesantren Annuqayah

Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Minggu (22/6/2025), melakukan kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT Jatian) Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Rombongan tiba Pesantren Annuqayah Lubangsa bersama Ketua Biro Pengembangan Masyarakat (BPM) Annuqayah Kiai Khotibul Umam. Rombongan diikuti 25 peserta yang berasal dari unsur beberapa pesantren di wilayah Jawa Timur, seperti Tebuireng, Malang, Kediri dan Pasuruan.

Advertisements

Menurut Kiai Umam, kunjungan ini dirancang sebagai studi lapangan untuk melihat langsung praktik pesantren ramah lingkungan yang telah diterapkan secara konsisten di Annuqayah. Kunjungan mereka juga merupakan bagian dari rangkaian capacity building untuk pesantren-pesantren di Indonesia.

“Karena dari hasil riset yang mereka lakukan, Pondok Pesantren Annuqayah termasuk salah satu pesantren yang cukup aktif dan konsisten dalam mempraktikkan serta mengkampanyekan kegiatan lingkungan hidup, baik kepada internal santri maupun masyarakat,” ujarnya.

Salah satu peserta kunjungan, Iim Halimatussa’diyah, peneliti dari PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mengenalkan praktik pesantren ramah lingkungan kepada para peserta dari pesantren-pesantren lain di Jawa Timur. Menurutnya, Annuqayah bisa menjadi model yang layak untuk direplikasi.

“Ketika pertama kali masuk ke pesantren ini, saya melihat betapa banyak dan beragamnya pohon-pohon yang tumbuh di dalamnya,” ungkap Iim saat ditemui di Laboratorium sampah.

Ia menyebut keberadaan pohon jati, mengkudu, hingga salak sebagai bukti bahwa pesantren ini hidup berdampingan erat dengan alam.

Selain itu, ia juga tertarik mempelajari lebih jauh sistem pemilahan sampah di Annuqayah. Ia menyebut bahwa di Lubangsa, pengelolaan sampah didasarkan pada prinsip unik—sampah diperlakukan sebagaimana santri: tidak boleh keluar dari lingkungan pesantren.

“Karena itu, pesantren ini punya area khusus pengelolaan sampah, hingga akhirnya tidak bersisa dan tidak dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” tambahnya.

Ia berharap kunjungan ini dapat menjadi titik awal kolaborasi berkelanjutan antara lembaga riset dan komunitas pesantren dalam isu lingkungan hidup. Apalagi, rombongan yang hadir mewakili berbagai pesantren dari wilayah Jawa Timur, yang masing-masing membawa tantangan dan potensi lokal yang berbeda.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan