Pondok Tarbiyatul Banat Bangun Gedung Baru

1,080 kali dibaca

Pondok Pesantren Tarbiyatul Banat, Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur mulai membangun gedung baru. Gedung baru ini nantinya akan ditempati untuk kegiatan belajar mengajar Madrasah Aliyah. Yang menarik, gedung baru ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat setempat.

Pembangunan gedung baru di lingkungan Pondok Pesantren Tarbiyatul Banat ditandai dengan peletakan batu pertama pada Jumat, 11 Muharram 1443 Hijriah atau 20 Agustus 2021.Peletakan batu pertama dilakukan oleh Kiai Mahdi Nur. K Mahdi merupakan  generasi kedua dari keturunan Kiai Muhammad Nur, Pesantren Tarbiyatul Banat.

Advertisements

Acara peletakan batu pertama juga diisi dengan istighatsah yang diikuti ratusan masyarakat, wali santri dan wali murid, agar pelaksanaan pembangunan berjalan dengan selamat, lancar dan penuh berkah.

Pondok Pesantren Tarbiyatul Banat sendiri secara resmi berdiri pada tahun 1960. Saat itu, pembangunan Pesantren Tarbiyatul Banat juga dilaksanakan secara gotong royong oleh masyarakat setempat.

Di lingkungan Pondok Pesantren Tarbiyatul Banat, kini terdapat beberapa jenjang pendidikan seperti Raudatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA),  dan Madrasah Diniyah (MD). Selain pendidikan formal tersebut, Tarbiyatul Banat juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan informal dan nonformal, seperti pramuka, tata boga, kursus bahasa Arab dan bahasa Inggris, kesenian, bina bakat, dan lain-lain.

Dengan makin banyaknya santri dan siswa, Pondok Pesantren Tarbiyatul Banat memang mulai kekurangan gedung. Karena itulah, menurut Ketua Yayasan Tarbiyatul Banat, Kiai Ali Faruq, akhirnya diputuskan untuk membangun gedung baru. “Agar santri dan siswa dapat belajar dan mengaji dengan lebih nyaman dan tertata. Karena masing-masing jenjang pendidikan mempunyai tempatnya masing-masing,” katanya.

Menurut salah satu pengasuh Tarbiyatul Banat, Ny Nuria Ulfah, gedung baru ini rencananya akan ditempati Madrasah Aliyah, karena lokal yang sebelumnya ditempati MA tersebut secara bergantian di tempati santri atau siswa Madrasah Diniyah yang di laksanakan di sore atau malam hari.

Sejak diputuskan akan membangun gedung baru, masyarakat langsung membentuk kepanitiaan untuk bergotong royong. Menurut salah satu panitia pembangunan, Aris, kurang dari satu bulan setelah adanya rencana pembangunan, masyarakat langsung bergerak. Hasilnya sudah terkumpul sekitar 50-an batang pohon kelapa dan jati. Selain itu, ada masyarakat yang memberikan sumbangan berupa lahan, semen, batu bata, dan material pembangunan lainnya. Kini, proses pembangunan gedung baru tersebut sudah mulai berjalan.

 

Multi-Page

Tinggalkan Balasan