Pesantren sebagai Ruang Peradaban Jiwa

73 views

Dalam dunia yang penuh kecemasan eksistensial, manusia modern berusaha mendefinisikan ulang hakikat dirinya di tengah kemajuan yang paradoksal. Ia lebih terkoneksi, namun merasa terasing. Ia lebih berpengetahuan, namun kehilangan kebijaksanaan. Di tengah kegamangan inilah, dunia pesantren tampil tidak sebagai institusi kuno, tetapi sebagai ruang peradaban jiwa, tempat di mana kemanusiaan dan keislaman mengalami proses pemurnian yang mendalam.

Pesantren sebagai Kosmos

Advertisements

Pesantren bukan hanya sekumpulan bangunan, kiai, dan kitab kuning. Ia adalah ekosistem nilai. Sebagaimana digambarkan oleh Nurcholish Madjid (1992), pesantren adalah “subkultur Islam” yang telah melampaui batas formal pendidikan, menjadi sistem nilai yang mengakar dalam masyarakat. Kehidupan di dalamnya—yang bersahaja, egaliter, dan berdisiplin—melahirkan manusia yang sadar akan keterbatasannya, tetapi tidak menyerah oleh keadaan.

Dalam istilah Heidegger (1962), manusia dalam pesantren menjadi Dasein, keberadaan yang sadar akan eksistensinya dan menyelami makna hidup lewat kehadiran yang utuh, bukan semu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan