Peran Santri di Era Liberalisasi Informasi

891 kali dibaca

Era informasi adalah era baru untuk konteks saat ini. Apa yang tidak pernah ada di zaman old, di era informasi ini semuanya sudah mudah diakses. Teknologi dalam perkembangan arus produksi, konsumsi, dan distribusi informasi memegang peranan cukup signifikan. Urgensi peranan teknologi dalam proses massifikasi informasi terjadi ketika hasil teknologi membantu mengubah pola komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi informasi tanpa batas.

Kemajuan teknologi saat ini memberikan kontribusi positif bagi yang betul-betul memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Pun, demikian dengan sebaliknya, perkembangan teknologi akan menjadi ancaman akut tatkala ia digunakan kepada suatu kepentingan sempit individu atau kelompok tertentu untuk memenuhi hasrat penggunannya yang bertentangan dengan moral dan agama.

Advertisements

Alvin Toffler dalam analisisnya menyatakan bahwa era kemanusiaan saat ini terbagi atas tiga era pokok, yaitu: era masyarakat agraris, era masyarakat industry, dan era masyarakat informasi. AG Eka Wenats Wuryanta mengungkapkan, bahwa para pakar komunikasi sepakat bahwa era modern ditandai dengan era informasi.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa informasi menjadi kebutuhan pokok sehingga dapat dinyatakan dengan ungkapan, “Information is the life blood that sustains political, social an business decision.”

Saat ini hampir semua orang menggunakan teknologi informasi seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram sebagai media komunikasi mereka. Yang booming lagi sekarang adalah “discord”, di mana aplikasi tersebut oleh sebagian orang digunakan untuk berbagi pesan, kabar, dan lain sebagainya. Semua aplikasi ini dengan mudahnya di-download di Play Store yang sudah disediakan di Android atau smartphone.

Perlu diketahui, aplikasi-aplikasi yang ditawarkan itu semuanya pada asalnya adalah baik. Semua itu mengandung misi utama yang ditujukan untuk memudahkan semua orang berbagi informasi, pesan, kesan, dan pengalaman tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Di samping itu, kehadirannya supaya membawa dampak yang signifikan terhadap kesatuan kehidupan, kesetiaan, kesetaraan, keadilan, dan kedamaian sehingga akan membawa kesejahteraan bagi kehidupan manusia.

Akan tetapi, kemajuan di era globalisasi ini sungguh telah merevolusi besar-besaran kehidupan manusia di seluruh dunia. Kehadiran teknologi informasi yang menawarkan banyak hal positif di dalamnya ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik oleh mereka yang menggunakan teknologi informasi tersebut. Banyak informasi yang disampaikan yang sejujurnya belum dibutuhkan oleh manusia. Sebagai konsekuensinya, digitalisasi —dalam hal ini media sosial— mampu memutarbalikkan realitas. Sebagai langkah antisipatifnya, dibutuhkan sebuah panduan yang inovatif dalam bermedia sosial yang baik dan benar.

Menyikapi hal itu banyak yang sudah menulis buku panduan dalam menggunakan media sosial. Misalnya, Prof Dr KH Abd A’la, M.Ag, yang menulis artikel “Mengawal Entitas Keislaman Indonesia di Era Globalisasi; Islam NU sebagai Avant Garde Merespon Liberalisasi Informasi”. Kini kumpulan artikel itu dicetak menjadi sebuah buku dengan judul Ijtihad Islam Nusantara: Refleksi Pemikiran dan Kontekstualisasi Ajaran Islam di Era Globalisasi dan Liberalisasi Informasi.
Sekarang, ada buku dengan judul Literasi Digital Santri Milenial, Buku Pegangan Santri di Era Banjir Informasi‘yang ditulis oleh guru saya, dosen di Univertitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Dr Abdullah Hamid, M.Pd. Buku ini ditulis untuk membekali kalangan santri agar bisa memberikan yang terbaik bagi umat di era massifikasi teknologi informasi. Sebab, santri dari dulu hingga sekarang tetap konsisten dalam menyambung sanad keilmuan kepada guru-gurunya agar informasi keilmuan itu tetap nyambung ke Rasulullah Saw.

Dari segi keilmuan, santri bisa dibilang sudah sudah cukup mapan, dibuktikan dengan kajian dan penguasaannya pada kitab turats yang cukup mendalam. Panduan buku ini dihadirkan agar santri mampu memberikan kontribusi positif bagi umat di dalam menanamkan budaya literasi digital, tujunnya agar masyarakat tidak mudah terpancing ketika menerima informasi, lalu menggorengnya mentah-mentah tanpa perlu klarifikasi terlebih dahulu. Karena tanpa kita sadari, perpecahan itu muncul yang diakibatkan oleh krisisnya budaya literasi di tengah-tengah masyarakat.
Ada tiga cara yang ditawarkan buku ini ketika menerima informasi di media sosial. Pertama, budaya tabayyun terlebih dahulu (klarifikasi). Tabayyun itu adalah cek dan ricek atas kabar apa pun. Sebab, suatu kabar mempunyai dua kemungkinan; bisa benar dan salah (hal. 137). Kedua, dengan cara tashawwur dan tashdiq. Artinya, kita membutuhkan perenungan atau pemikiran (tashawwur nazhariy) terlebih dahulu sebelum kemudian membenarkan informasi itu.
Dalam tashdiq ini harus melalui empat syarat. Karena, ketika tidak lengkap, maka tidak akan bisa menghasilkan tashdiq. Keempat hal itu, yaitu subjek (mahkum ‘alaih), atribut (mahkum bih), keterkaitan antara atribut dan subjek (al-nisbah al-hukmiyyah), dan penghukuman (al-hukm). Dalam kaitannya dengan literasi digital, kita tidak boleh memberikan hukum tashdiq sebelum melakukan tashawwur terlebih dahulu. Setidaknya, konsep tersebut dapat diaplikasikan para santri dalam menerima informasi (hal. 144).
Yang ketiga adalah dengan ilmu takhrij al-hadits. Dengan takhrij hadits setidaknya dapat diaplikasikan untuk melihat kebenaran dari berita yang beredar di jagat maya. Dengan dilihat siapa pembawa beritanya, kemudian dari sisi redaksi beritanya.
Buku ini benar-benar memberikan panduan kepada kita terkait bagaimana cara bermedia (sosial) yang benar, sehingga dengan kehadirannya kita bisa berhati-hati, tidak langsung mengonsumsi informasi pada saat kita menerima pesan yang kebenarannya pun belum tahu.

Buku yang ditulis Dr Abdullah Hamid wajib menjadi pegangan kita, lebih-lebih lagi bagi para santri, karena santri merupakan representasi untuk kita semua, untuk Indonesia dan dunia. Sekian.

Data Buku

Judul               : Literasi Digital Santri Milenial, Buku Pegangan Santri di Era Banjir Informasi
Penulis             : Abdulloh Hamid
Penerbit           : PT Alex Media Komputindo
Tahun              : 2021
Tebal               : 195
ISBN               : 978-623-00-2602-7

Multi-Page

Tinggalkan Balasan