Pandemi, Santri Madura Buka Jasa Ekspedisi

1,338 kali dibaca

Selalu ada peluang bisnis dalam kondisi apa pun, termasuk saat masa pandemi Covid-19. Menyiasati Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan psychal distancing (jaga jarak), para santri dari Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuka jasa pengantaran barang atau ekspedisi.

Bertepatan dengan perayaan Idul Adha beberapa waktu lalu, pengurus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan meresmikan Alba Express, jasa pengantaran barang berskala lokal yang hanya melayani wilayah Pulau Madura.

Advertisements

Unit bisnis baru ini semula didasari oleh niatan mencari solusi agar para santri yang berada di pondok tetap bisa menerima kiriman barang atau bekal dari keluarga atau orangtua dari rumah masing-masing. Sebab, selama masa pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, orangtua, wali santri, atau keluarga memang dilarang berkunjung ke pondok. Akibatnya, kiriman barang atau bekal dari rumah tersendat.

Menghadapi kenyataan seperti ini, pengurus Pondok Pesantren Al-Amien mengadakan rapat. Berdasarkan hasil rapat itu, majelis kiai Al-Amien memberi tugas kepada seluruh pengurus alumnus yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Al-Amien (IKBAL) untuk membuka jasa pengantaran barang. Selama larangan menjenguk belum dicabut, para alumnus diminta mengelola pengiriman paket dari wali santri mulai dari Sumenep, Pamekasan, Sampang, hingga Bangkalan. Maka, lahirlah Alba Express.

“Akhirnya kami di Bangkalan rapat dan sepakat membentuk Alba EXpress,” kata Ketua Ikbal Bangkalan, Ustadz Fauzi Sakdullah, seperti dikutip liputan6, Rabu (5/8/2020). Sebenarnya, Alba EXpress sudah dibentuk sejak 24 Juli 2020. Yang ditunjuk sebagai direktur adalah Ustadz Abdul Somad, alumnus senior yang juga pengurus Ikbal Bangkalan. Namun, jasa pengantaran barang ini baru diuji coba bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, Jumat, 31/7/2020.

Pembentukan Alba Express sebagai jasa pengantaran barang di lingkungan pesantren ini kemudian dipublikasikan melalui media sosial dan dari mulut ke mulut. Seperti halnya bisnis eksepedisi pada umumnya, Alba Express juga membuat pos-pos atau kios-kios pelayanan pengiriman barang. Di wilayah Kabupaten Bangkalan, misalnya, dibuat enam titik atau pos pengiriman barang. Wali santri atau keluarga santri tinggal mendatangi pos terdekat untuk mengirimkan barang buat anaknya yang ada di pondok. Biaya pengiriman tiap paket berkisar antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu.

Sambutan para orangtua santri luar biasa. Pada masa uji coba ini, misalnya, paket pengiriman langsung memenuhi pos-pos pengiriman. Bakda salat Idul Adha, langsung terjadi antrean panjang dari keluarga santri yang akan hendak mengirimkan barang. Bahkan, di satu pos saja rata-rata mencapai 300 paket barang.

Pengelola Alba Express pun akhirnya memutak otak lagi. Dalam rencana semula, pengantaran barang itu cukup dilakukan dengan sepeda motor. Nyatanya paket yang akan dikirim membludak. Akhirnya, barang-barang itu diangkut dengan truk agar bisa terbawa dan diterima oleh santri hari itu juga. Namun begitu, sejak uji coba itu Alba Express terus melayani jasa pengantaran barang di lingkungan santri.

Memang, sebagai unit bisnis baru, Alba EXpress perlu banyak pembenahan. Namun begitu, bisnis ekspedisi lokal dan segmented ini ternyata memiliki potensial yang besar. “Ke depan kalau pandemi sudah berakhir dan pondok sudah terbuka, Alba Express juga bisa mengakomodasi wali santri yang mau mengirim anaknya di pondok,” kata Fauzi Sakdullah.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan