PADA HALAMAN PERTAMA WAJAHMU

537 kali dibaca

BERTEMU YANG GAGAL

Entah sudah yang ke berapa kalinya
Mataku sayu di depan pintu
Hujan terus saja menari
Harapan terus saja mandi
Dalam tubuhku yang dingin sendiri

Advertisements

Entah di simpang tiga masih ada tubuhmu
Yang ramai dengan puisi,
Juga rambutmu yang basah sebab kata
Sungguh bayang yang indah dalam dunia yang fatamorgana

Hai tubuhku yang lain
Sudikah kau memberi kesempatan
Pada temu yang gagal?

: Bertemu kembali
Di setiap detik melaju ke selanjutnya

Juruan Laok 23.

PADA SETIAP HALAMAN PERTAMA DI WAJAHMU

Di halaman pertama wajahmu, tersimpan senyum yang sangat hambar, bagi penyuka manis sepertiku,

Di antara kerut dahimu, tersimpan gelisah
Yang bersimpuh lusuh, bagi ragaku yang sangat bersih oleh kata

Di lekuk alismu, terbentang harap tak terucap, yang terlihat sangat pucat bagi pemilik bibir merah sepertiku

Dan di ujung matamu
Tersimpan beribu tanya yang undur,
Sebab mulut orang-orang menyumpalmu dengan perkataan kasar

: Dan bagiku pada setiap halaman pertama wajahmu, hanyalah kesedihan dari fatamorgana dunia

Juruan Laok 23.

SINGKAT YANG DEKAT

Salam kepada pendiri malam,
Tempat di mana segala rindu berlabuh,
Dalam embus angin yang menyimpan aromamu,

Tanpa sadar
Kulihat malam mengetuk jendela
Menampakkan sosokmu yang sekarat
Sebab rindu menyusup, dalam rongga paling dalam

Hati yang sedari tadi gelisah,
Tiba tiba saja tertata
Sebab bayang senyummu tiga hari yang lalu, berlabuh di mataku
Dalam wujud matamu yang biru

Ruang Imaji 23.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan