Osaba ’23 Annuqayah, Santri Diajak Meneladani Lalampan Pengasuh

489 kali dibaca
KH. Muhammad Shalahuddin Pengasuh PP Annuqayah Lubangsa

Penutupan Orientasi dan Pembinaan Santri Baru (Obsaba) 2023 Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Sumenep, telah dilaksanakan. Kegiatan yang dikhususkan bagi santri baru daerah Lubangsa ini dilaksanakan pada Sabtu, 16 September 2023. Oreintasi dan pembinaan ini dimaksudkan agar santri baru memahami dan mengerti lingkungan pesantren dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya.

Pengasuh Pesantren Annuqayah Lubangsa, K. Muhammad Shalahuddin A. Warits, M. Hum mengajak santri untuk memegang prinsip yang sudah ada sejak PP. Annuqayah berdiri. Pesan ini Beliau sampaikan pada penutupan Opsaba’23 yang ditempatkan di Aula Lubangsa dan dihadiri oleh santri baru beserta koordinator seluruh seksi di kepengurusan Lubangsa.

Advertisements

Lebih lanjut Kiai Muhammad Salahuddin menerangkan bahwa prinsip yang beliau maksud adalah lalampan atau tradisi Kiai terdahulu seperti suka bermusyawarah, istiqamah salat lima waktu berjamaah, dan mempunyai perhatian terhadap orang lain dan lingkungan. Sama yang seperti beliau sampaikan saat haul Syuhada Kemerdekaan di Kamisan (27/08), beliau menuturkan bahwa prinsip tersebut akan jadi kebanggaan siapapun yang memegangnya (dilansir dari laman www.lubangsa.org).

“Kemudian, prinsip ini jangan dilepas. Jika prinsip ini dijadikan pegangan dalam kehidupan, pasti sukses.” Demikian Beliau menjelaskan pada kesempatan tersebut.

Kiai Mamak (demikian Beliau biasa dipanggil) juga memaparkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang santri. Beliau lebih jauh menjelaskan bahwa sifat-sifat itu penting bagi santri karena terkait dengan akhlak kepada sesama. Ada empat sifat yang mesti menjadi karakter santri. Yaitu, sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh (jujur, dapat dipercaya, cerdas, dan menyampaikan kebaikan).

“Sikap tersebut yang akan menjadikan Anda berharga,” demikian menurut Kiai Mamak yang merupakan lulusan Al-Azhar Mesir tersebut.

Oleh karena itu, Kiai Mamak menyarankan agar para santri menimba ilmu di tempat yang secara sanad keilmuan jelas. Pesantren adalah tempat yang paling mungkin untuk itu. “Anda mendapat “pusaka” yang bisa dirasakan ketika keluar dari pesantren. Jadi, apapun yang Anda ikuti harus jelas tujuannya,” demikian pungkasnya.

Demikian itu acara penutupan Opsaba’23 yang dikhususkan bagi santri baru. Diharapkan bahwa para santri baru dapat belajar dengan tenang, menikmati proses pembelajaran yang ada di pesantren. Tentu tidak sedikit suka duka santri baru, terutama terkait dengan adaptasi kebaruan suasana yang tentunya sangat berbeda dengan situasi sebelumnya. Semoga para santri baru kerasan dan dapat menikmati proses pembelajaran dengan optimal. Wallahu A’lam! 

 

Multi-Page

Tinggalkan Balasan