Muhasabah Diri di Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam kali ini jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025 (1 Muharram 1447 H). Hendaknya Tahun Baru ini dijadikan momentum bagi kita untuk muhasabah diri.

Muhasabah artinya menghitung-hitung diri apakah setahun yang lalu kita telah banyak berbuat baik atau sebaliknya. Apakah kita lebih banyak baca Al-Qur’an atau bahkan lebih condong pada media sosial. Apakah di tahun 1446 H kita lebih banyak zikir atau malah lebih sering ghibah (membicarakan kejelekan orang lain).

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Introspeksi terhadap diri sendiri merupakan bagian dari moralitas sejarah. Karena dengan demikian kita bisa mengambil ibroh (contoh) kebaikan untuk terus dipertahankan. Atau, sebaliknya, kejelekan yang kita perbuat harus dijadikan pijakan agar tidak kembali dipertontonkan. Tobat dari dosa adalah sebaik-baiknya seorang hamba.

Jika pergantian tahun Masehi jatuh pada jam 00.00, maka tahun hijriyah jatuh pada saat Matahari terbenam. Itulah sebabnya tahun Masehi disebut juga syamsiyah (peredaran Matahari), sedangkan Hijriyah disebut qamariyah (peredaran bulan). Tahun Hijriyah pertama kali diusulkan oleh Khalifah Umar bin Khattab, sebagai penanda hijrahnya Nabi SAW dari Makkah ke Madinah.

Makna Hijrah

Hijrah memiliki dua makna. Pertama, hijrah secara lahiriyah, yaitu perpindahan tempat dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sedangkan, alasan hijrah ini tergantung kepada diri masing-masing. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Mislim.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, sedangkan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya. Maka, barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraih atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia berhijrah kepadanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sedangkan, hijrahnya Nabi SAW adalah agar selamat dari kejahatan orang-orang kafir di Makkah. Berdasarkan wahyu, kemudian Rasulullah SAW melakukan perjalanan ilahiyah dari Makkah ke Madinah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan