SEBUAH MIMPI UNTUK NAMA
yang
dilukis di masa depan
mama ipah berjubah ihram
dengan anak si bungsu
suaminya sendiri
tak ingin lepas dari tangannya;
menjadi terbuka, menyingsing senyum dengan tuhan
anaknya yang suka menulis sajak
ia doakan semoga sajaknya tak lekang dan tetap segar.

genap usia,
sesak di halaman dari massa
mereka bertiga terlukis dan dipajang “selamat datang para jamaah”
2025.
GEMETAR
mulutmu yang berucap basmalah dengan gemetaran
seakan harapan kelak diijabah oleh Tuhan
perihal harapan-harapan yang tak bisa dikenang hari ini
dan kau menyebutkan sebuah qadarullah.
2025.
MALAM PUN JUGA BASAH
malam yang basah
aku mau berbagi
rincian dari kesedihan-kesedihan
yang barangkali terserap pada tanah
yang tabah menelusup seperti di kitab-kitab
kejadiannya kurekam jelas.
ia begitu luruh
dari jeritan utang-utang
yang dipangkas dari pikiran-pikiran dosa
dan tak pernah mau berhenti
dan benar-benar pergi.
malam itu juga ada batasan
yang ku kuasi dari
jumlah usia
hangat dan masih
terasa
tak seperti biasanya.
2025.
ilustrasi : nirupasanjeewa
🙏🏼🔥