Diklat Penulisan Santri

Mengais Pahala dari Menulis Cerita

2,921 kali dibaca

Di tengah situasi pandemi yang belum nampak ada titik ujungnya ini kehidupan sosial semakin dibatasi. Ruang gerak semakin sempit. Forum-forum pengajian yang mengumpulkan massa bahkan nyaris habis. Kalau sebelum adanya pandemi masyarakat kita sudah sangat lekat kehidupannya dengan HP, maka sekarang menjadi semakin tidak bisa dipisahkan lagi. Kehidupan dan segala pernak-perniknya ini seolah terlipat dalam layar HP yag hanya beberapa inci saja.

Keadaan seperti ini membuat semua hal yang berkaitan dengan dunia digital menjadi semakin laku dan bahkan laris manis. Salah satu yang ketiban rezeki adalah dunia tulisan digital. Panggilan untuk menulis bagi para santri pun bergema di mana-mana agar dunia yang maya ini dipenuhi warna Islam yang ramah.

Advertisements

Sebagaimana jamak diketahui bahwa banyaknya tulisan yang terpajang secara gratis di dalam gudang “Mbah Google” acapkali membuat banyak orang terpeleset dalam memahami agama. Hal ini dikarenakan tulisan-tulisan yang tersaji itu tidak ditulis oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Terpelesetnya pemahaman mengenai agama bisa juga ditimbulkan oleh karena adanya pihak-pihak yang memang sengaja menciptakan kekeruhan dalam beragama. Di ranah inilah partisipasi para santri sebagai penjaga gawang ilmu agama menjadi mutlak diperlukan. Dan kiprah mereka dalam bentuk tulisan adalah salah satu pilihan yang paling jitu.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Nama kita akan dikenang sepanjang masa walaupun usia tak sampai kepala lima. Suara kita dapat terus terdengar walau mulut sedang terbungkam rapat. Tubuh bisa terpenjara di balik jeruji besi, akan tetapi tulisan bisa terus berkeliaran menyuarakan kebenaran. Tulisan bisa juga menjadi amal jariyah yang pahalanya akan tetap bisa dipanen walau penulisnya sudah berada di alam kematian.

Maka dalam kegiatan menulis terdapat kemanfaatan yang banyak sekali. Bahkan, Iman Ali pernah mengatakan bahwa satu di antara dua perkara yang bisa mengikat ilmu, selain mengajar, adalah dengan menulis. Ilmu menjadi abadi dalam ingatan karena ia terikat melalui sebuah tulisan.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan