MENAKAR KESEDIHAN

8 views

MENAKAR KESEDIHAN

negeri ini, sayangku. adalah matahari
berjarak kurang dari sejari
kita disiangi cekik terik
hati dibakar kobar sinarnya

Advertisements

di sini malam tak lebih kelam dari masa depan
dan langit menggenggam bulan sabit yang celurit
siaga mencabik-cabik mimpi kita.

negeri ini, cintaku. adalah arus sungai
seluruh bentuk kesedihan
menyusun alur alir ke hilir hati kita
lusuh tubuh kubasuh di air keruh
ikan dan lokan pindah hunian 
ke dalam angan. 

di negeri ini kita ringkih 
hidup dalam rintih
bercinta adalah bentuk penghianatan
undang-undang melarang kita berpelukan
dan berciuman, dan berpegang tangan
dan apapun yang bernama kemesraan. 
namun, bukankah saat kita saling 
mencabuti tusukan duri dan beling 
di tubuh kita masing-masing
adalah cara paling romantis
menikmati hidup yang ironis? 

negeri ini adalah ibu tanpa iba
akulah bayi disapih puting susu
mengerang panjang, meritmis tangis
tumbuh dengan keluh, dengan peluh
dengan sedih yang harus terus kuseduh. 

saban waktu mendung mengurung hujan
kita tak akan bisa bercermin 
pada genangan air di jalan berlubang
untuk sekedar memastikan
masih adakah sisa 
ranum senyum di kedua bibir kita. 

meski tak diburu peluru dan mesiu
kita adalah Palestina
kerap disekap ketakutan-ketakutan
didekap kesekian kesakitan.

entah bagaimana lagi 
harus kutafsirkan penderitaan
sedang kata-kata di kamus 
terbatas pada kesedihan yang dangkal

Yogyakarta, 2025.

KEPERGIAN
;buat Pakde Jokpin

Kau pergi dari
Pagi ke sepi
Kata-kata di kamus kecil menangis tak henti-henti,
Siang-malam kini sudah tiada beda
Betapa pandangku terus gelap oleh duka.

Kau pergi dari
Sepi ke sunyi
Menjadikan puisi-puisi sebagai
Batu-batu yang lentur
Api yang ditinggal panas
Cahaya yang kehilangan sinar

Setelah kau pergi
Lantas siapa yang lebih pantas
untuk bersedih.
Aku, atau
Kata-kata yang belum sempat kau lukis sebagai puisi?

2025.

DALAM TUBUH DOA

Serupa kereta di rel melaju
dipanjatnya jarak yang teramat panjang itu.
tubuh penuh keluh
tiada bosan mengetuk-ngetuk pintu yang
sebenarnya tak pernah ada.

Ia adalah kecemasan. tempat orang-
orang meneduhkan nasib dan harapan.
bahkan
bukankah seluruh mimpimu
pun juga dipanggulnya?

2024.

ANIMOSITAS

Kau tahu, hal-hal menyebalkan bagiku?
Adalah langkah kedua kaki
yang tak ada kakimu mengiringi.
Adalah pada renggang jariku
Yang tak terselip jemarimu.

Adalah yang tertangkap oleh pandangku
warna-warna selain wajahmu.
Matahari, Bulan, bintang, lampu-lampu

Adalah bagian dari sekian benda yang mengganggu mataku.
Aku tak menyukai cahaya
yang bukan berasal dari kerling matamu.
Sungguh! hal yang sangat tak kusukai

Adalah saat sepersekian milidetik
kau tak di sini.
Aku benar-benar membenci
segala hal yang tidak kaubersamai

2025.

MEMBACA HUJAN 

Kita tak pernah benar-benar menyaksikan
darimana asal mula hujan.

adakah ia adalah percikan pemandian Jibril
Serupa dongeng masa kecil.
Atau jatuh dari bintang-bintang
Seperti diceritakan
lagu Wake Me Up When September Ends?
Atau bahkan kita bisa saja menerka
langit adalah rumah
bagi airmata Palestina;
seluruh yang jatuh
adalah mimpi yang hancur-
lebur diledakkan mesiu.

Dalam tubuh hujan
kesedihan dan keriangan beriringan.
anak-anak kecil begitu mesra
menampungnya dengan cinta
seolah dalam rintik yang berjatuhan
mereka dimandikan oleh tuhan.
Membincangkan hujan
aku selalu berbayang
rintik airnya adalah tali yang begitu panjang
menggelantung di halaman.
lalu kita menangkapnya. memanjatnya.
menuju akarnya.

Hujan adalah bahasa
Yang tak akan pernah selesai
Dilukiskan kata-kata.

2024.

Sumber ilustrasi: istockphoto.com.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan