Jika menelusuri peran surau di Sumatera, maka kita akan menemukan banyak sekali surau yang berperan tidak hanya untuk ibadah melainkan juga sebagai sarana pendidikan. Pondok saya dulu, Musthafawiyah Purba Baru awalnya juga Surau di Tano Bato, Kayu Laut. Kampung yang berada tepat di sebelah selatan Purba Baru.
Akan tetapi, tidak ada surau yang lebih terkenal dari Surau Jembatan Besi Padang Panjang. Surau ini sudah seperti legenda dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Pengaruhnya tidak hanya sebatas Padang Panjang atau Sumatera Barat, melainkan hingga pergerakan Islam Nasional. Dari surau inilah muncul organisasi Sumatra Thawalib yang terkenal itu.
Kembali ke judul yang saya buat, di Jambi juga punya surau yang berperan besar atas kemajuan pendidikan Islam. Mungkin tidak sebesar pengaruh yang diberikan Surau Jembatan Besi. Tetapi, surau ini juga merupakan cikal bakal lahirnya empat institusi pendidikan Islam pertama di Jambi. Surau tersebut adalah Langgar Putih.
Langgar Putih berdiri di Kampung Tengah, Pecinan (sekarang dikenal sebagai Seberang Kota Jambi). Tidak jauh dari Langgar Putih berdiri Langgar Besak (baca: besar) yang tak kalah bersejarahnya di Kota Jambi. Tidak diketahui sejak kapan Langgar Putih didirikan. Yang pasti langgar ini sudah ada sejak Syekh Abdul Majid Jambi yang lahir pada 1850.
Layaknya surau dalam sejarah pendidikan Islam di Minangkabau, begitu juga dengan sejarah surau, atau dalam konteks ini langgar di Jambi, Langgar Putih merupakan tempat orang Jambi belajar agama Islam sebelum madrasah dan pondok pesantren menjamur di Jambi. Di antara yang menjadi pengajarnya adalah Ketib Mas’ud, seorang ulama Jambi yang cukup populer pada abad ke-19.
Ketib Mas’ud mengajar di Langgar Putih pada paro kedua abad kr-19. Tidak banyak informasi yang ditemukan terkait apa saja pelajaran yang diajarkannnya. Sudah barang tentu pelajaran agama dasar diajarakan di sini. Hanya, tidak diketahui jenis kitab apa yang digunakan.