KOPI DAN SENJA

2,147 kali dibaca

KOPI DAN SENJA
Untuk: Nenek Chamnah

Aku ingin hidup sebagai senja
pengiring lagu ninabobo
bagi tidur panjangmu

Advertisements

Atau barangkali sebagai kopi
yang sempat kau teguk
sebelum bibirmu
mengecup sunyi panjang
di pembaringan

Tapi senja dan kopi,
memukul-mukul jantungku yang pucat,
melipat kedua lenganmu begitu hangat

Matamu
tempat pertanyaanku berkelana
sudah tertutup rapat

Dan dari sekujur kebayamu yang beku,
kulihat kedai-kedai sejarah,
di sana buku kecilku menyalakan semua ceritanya.

Malang, 2022.

TIADA LARA MENEPI, TIADA TANGAN YANG SEMBUNYI

Adakah yang lebih lara
Dari sekujur kota yang bersimbah darah
usai keadilan terampas sempurna

Dari senyum mereka yang luruh
Aku termangu, nurani menyalang
Harapan-harapan terhunus,
di pistol senapan.

Dan tiada lara menepi
Tiada tangan jua yang sembunyi
dari kebiadaban
yang menjarah bumi

Malang, 2022.

KEBUN MELATI

Tahun ini,
buah dada melati
Tumpah ruah
bagai hujan melimpah
di pekarangan rumah

Lalu dijahit
menggelantung di pintu-pintu
dan jendela yang terbuka
jelujur benang
menelusur
jiwa-jiwa basah
ingatan

Harum magis kelopak
merekam gemuruh dada
dan pasrah
tertatih menabur doa
di tanah merah

Hati berkuntum
Menanam air mata
mengenang kasih
dari kelopak melati
yang bersembunyi
di lipatan kebaya putih.

Malang, 2021.

SELAMAT PAGI

Kepada pagi…
Kau titipkan terik
di sepasang mata
Masa silam luruh
oleh siul lagu merdu

Kepada pagi….
Kau kecup tangkai doa
di buah bibirnya
Meneguk madu dari
kelopak harapmu

Kepada pagi…
Terang cahaya menghanyutkan letih
Kasih embun menyejukkan sepi
Punggung tangan ibu mengalirkan rintih

Bahkan kau lupa
hatimu tak lagi kelabu
Saat berucap selamat pagi.

Malang, 2022.

SEPIRING TAHU CAMPUR

Ibu mengiris daging sapi,
ada tahu goreng,
taoge segar, perkedel, tiga lembar selada.
yang mengambang dalam kuah petis.

Mulutku membuncah,
hatiku basah.

Di luar hujan deras,
menelan hatiku.

Ibu menjinjing tas,
menerobos guyurannya.
Ke mana tanyaku,
“Belajar resep baru” bisiknya.

Hari melamban
hati gelisah,
sebulan, setahun,
tak siapapun di muka pintu,
mengantar kabar ibu

Di dapur, aku mencoba resep,
tanganku lincah, membubuhi bumbunya.
bagai tangan ibu
yang berputar, mengaduk
seperti seorang penari.

Di ruang makan, wajah ibu memanggil.
Memberi gelas,
berisi kenangan dan rindunya,
yang menyala-nyala,
tanpa bisa padam.
hingga waktu
menepis jaraknya.

Malang, 2021.

ilustrasi: shopee.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan