Jualan Surga Kelompok Teroris

876 kali dibaca

Terorisme merupakan problem akut yang melanda pelbagai negara di belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Keberadaannya selalu meresahkan umat manusia. Aksi-aksi yang dijalankan acapkali bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan (HAM) dan ajaran agama: memaksakan kehendak, melakukan teror, klaim kebenaran tunggal hingga aksi bom bunuh diri. Karena itulah, masing-masing negara melakukan pencegahan dan pemberantasan baik melalui jalur hukum maupun deteksi dini atau penyadaran.

Walau begitu, keberadaan kelompok teroris ini semakin hari kian bertambah kendati tugasnya berbeda-beda satu sama lain. Ada yang menjadi kombatan perang, ada pula penyuplai makanan bahkan fasilitator pendanaan. Misalnya, kasus mutakhir yang sempat menyita perhatian publik Indonesia belakangan ini; terdeteksi ada 5 WNI yang menjadi fasilitator pendanaan ISIS. Ini menjadi bukti nyata bahwa salah satu sumber dana yang digunakan kombatan ISIS juga berasal dari Indonesia.

Advertisements

Lantas pertanyaan yang muncul kemudian mengapa masih banyak orang yang tergoda dan jatuh hati pada terorisme? Bukankah sudah jelas bahwa, aksi-aksi mereka bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan (HAM)?

Ternyata, usut punya usut, salah satu jualan mereka dalam merekrut pengikutnya adalah dengan “jaminan masuk surga”. Siapa yang tidak ingin masuk surga – jikalau ada itu hanya segelintir orang – tentu semua orang ingin masuk surga. Yaitu suatu kehidupan yang digambarkan penuh kenikmatan, kedamaian, segala kebutuhan terpenuhi, dan di bawahnya mengalir suangi-sungai yang indah nan memesona. Itulah surga. Tempat yang diidam-idamkan umat manusia.

Tidaklah mengherankan, apabila masih banyak terutama umat Islam yang tertarik serta dapat dengan mudah dipengaruhi lalu kemudian direkrut menjadi anggota atau bagian dari kelompoknya. Bahkan, seseorang dengan penuh percaya diri melakukan aksi bom bunuh diri dikarenakan iming-iming surga tersebut. Hal ini dan tentu saja disebabkan karena minimnya pengetahuan dan pemahaman mereka akan Islam.

Akibatnya, mereka memahami ajaran Islam secara serampangan, apa adanya, dan sesuai hawa nafsunya sebagaimana pemahamannya tentang jannah, surga. Surga, demikian kelompok teroris dapat ditempuh oleh seseorang hanya melalui jalur jihad; peperangan, dan aksi bom bunuh diri. Seolah-olah, jaminan seseorang bisa masuk surga adalah dengan berperang dan meledakkan dirinya sendiri. Maka jika keduanya dijalankan, sudah pasti mereka masuk surga. Sungguh pemahaman yang sangat jauh dari esensi ajaran Alquran dan Rasulullah.

Saya sepakat dengan pendapat Syekh Ali Jum’ah salah satu ulama terkemuka di Mesir spesialis fikih dan ushul fikih yang bermazhab Syafii menyatakan, “Agama tidak mengajarkan terorisme. Terorisme tidak mungkin lahir dari agama, ia hanya produk dari akal yang tidak sehat, hati yang keras dan jiwa yang sombong.”

Lebih dari itu, bukankah Allah telah menyatakan secara tegas, lugas, dan gamblang di dalam Al-Quran, yaitu;
مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًا وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَا اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ.

Artinya: “Barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (QS. Al-Maidah {2}:32)

Inilah yang saya sebut sebagai kekeliruan kelompok teroris dalam memahami surga. Padahal syarat seseorang bisa masuk surga tidaklah cukup hanya bermodalkan keimanan semata, tetapi juga harus dibarengi dengan sikap saling mencintai, mengasihi, dan menebarkan kedamaian terhadap sesama.

Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda;
لَا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ.

Artinya: “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Imam Muslim)

Jelaslah bahwasanya surga itu adalah tempat bagi orang-orang yang mengimani Tuhan serta memiliki sikap kasih sayang, saling mencintai, dan suka menebarkan kedamaian di antara umat manusia. Sebaliknya, surga bukan tempat bagi para pembuat teror, perusuh, pemecah belah serta gemar melakukan kerusakan di muka bumi sebagaimana yang dipahami para kelompok teroris; suka melakukan peperangan dan aksi bom bunuh diri dengan dalih menegakkan ajaran Islam. Wallahu A’lam.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan