Gema Pancasila dari Anak-anak Pemulung

265 kali dibaca

Sabtu, 9 Desember 2023, Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) bekerja sama dengan Luminare Domus menyelenggarakan pertunjukan bertema “Pancasila Voice Humanity” (Angklung Simbiosis). Ini merupakan pagelaran musik angklung yang dikolaborasikan dengan musik modern dan dipadu dengan opera dan monolog.

Para pemain dan musisi dalam pegeralan ini adalah anak-anak pemulung yang setiap hari belajar di bedeng sederhana dan ruang terbuka di antara tumpukan sampah. Dalam pertunjukan ini, mereka menyanyikan lagu-lagu daerah dan lagu nasionaln serta bermain opera dengan penuh riang gembira. Pesan-pesan kemanusiaan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila disampaikan secara menggelitik namun tajam dan mengharukan.

Advertisements

Di tengah-tengah opera, tampil monolog yang dibawakan Prof. Paulus Wilutomo, dosen Fisip UI dan Dr Ngatawi Al Zaatrouw, Kepala MAC UI.

Dalam monolognya, Paulus menyampaikan pesan damai dan menjaga keberagaman. Sementara, Ngatawi Al-Zastrouw menyampaikan pesan pentingnya menjaga nurani. “Pancasila itu tumbuh dan berkembang ketika hati nurani itu ada,” kata Zastrouw.

Zastrouw juga menyampaikan bahwa pertunjukan “Pancasila Voice of Humanity” digelar sebagai ikhtiar  menjaga hati nurani sebagai tempat bersemayamnya Pancasila. “Ketika ingin menemukan Pancasila, ingin menemukan hati nurani, datanglah ke tempat orang susah, temani dan bimbinglah mereka. Karena di situlah Pancasila dan hati nurani sesungguhnya berada,” kata Zastrouw.

Hadir dalam kegiatan ini utusan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), para seniman, budayawan, kemunitas Bakul Budaya FIB UI, mahasiswa UI, dan para aktifis gerakan sosial. Mereka sangat terkesan dengan penampilan anak-anak pemulung ini.

“Di tengah-tengah keterbatasan, mereka dapat menampilkan perrunjukan seni yang indah dan menyentuh. Ini luar biasa,” demikian komentar Galuh, perwakilan dari BPIP.

Tinggalkan Balasan