Feodalisme Pesantren yang Dirindukan

139 views

Dalam derasnya arus modernisasi dan liberalisasi keilmuan, sebagian kalangan ada yang mengkritisi budaya pesantren yang sarat dengan penghormatan kepada para kiai. Sebagian dari mereka bahkan menyebut bahwa sikap takzim (penghormatan mendalam) kepada kiai merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip kesetaraan.

Tentu, klaim tersebut tidak hanya ahistoris, tetapi juga gagal memahami makna filosofis, religius, dan metodologis dari sikap takzim dalam konteks pesantren dan tradisi keilmuan yang ada pada Islam. Hal ini dialami oleh penulis saat scroll media sosial (reel Instagram) yang memperlihatkan video bernuansa kritik atas sikap takzim kepada kiai.

Advertisements

Sebelum memaparkan siapa, apa, dan bagaimana video reel Instagram yang lewat tersebut memancing tulisan ini, penulis akan menekankan bahwa tulisan ini bukan sebuah bentuk adu domba antara kaum sarungan, kaum progresif, dengan pemilik akun tersebut, melainkan sebagai refleksi atas fenomena yang terjadi.

Mari kita bedah reel tersebut. Video tersebut diunggah pada 8 Mei 2025 oleh akun Instagram kegoblogan_kocak.

Ada dua video landscape yang dijadikan dalam satu frame atas dan bawah yang memperlihatkan seorang kiai dan nyai (istri seorang kiai) sedang berjalan di tengah muridnya (santri-santrinya). Saat kedua tokoh tersebut berjalan, para santrinya menunduk dan terdapat overlay teks “Raja pesantren NU” dan “Ratu pesantren NU”.

Dengan caption “kalah deh queen ellyzabeth”, menjadikan hal ini seakan menunjukkan bahwa tindakan tersebut dianggap seperti permainan raja-rajaan, yang mana ada raja yang harus dihormati dan rakyat harus tunduk tanpa kritik kepada raja karena kedudukan sosialnya lebih tinggi.

Postingan yang telah mendapatkan like di atas 60 ribu tersebut memunculkan komentar yang sangat bervariatif. Dari jumlah komentar lebih dari 15 ribu, tentu tak sedikit yang mengkritik atau lebih tepatnya tidak setuju dengan tindakan tersebut. Banyak pula yang meluruskan perbuatan tersebut dengan berbagai sumber literatur sebagai penguatnya yang dibarengi dengan pikiran yang jernih pula.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

2 Replies to “Feodalisme Pesantren yang Dirindukan”

Tinggalkan Balasan