duniasantri: Titik Tumbuh Eksistensi Kaum Sarungan

675 kali dibaca

Kita patut bersyukur, sekarang ini media Islam telah banyak menyebar di jagad maya. Inisiatif dari berbagai pihak untuk membuat sebuah platform website merupakan suatu langkah yang tepat. Hal ini guna menandingi komodifikasi konten-konten yang sarat unsur negatif oleh kelompok-kelompok tertentu.

Dalam banyaknya media Islam di dunia digital, setiap website memberi warna dengan membawa standpoint yang berbeda-beda. Ada yang konsentrasi pada gender, syariat, kebudayaan, wacana Islam santun, dan lain sebagainya. Dari banyaknya media tersebut, platform duniasantri.co. memiliki distingsinya sendiri.

Advertisements

Ketika dianalisis secara mendalam, memang betul, duniasantri mengusung tema diskursus kepesantrenan. Para kaum sarungan diberi ruang untuk mengeksplor minat dan bakatnya dalam dunia kepenulisan. Penandaan ini ditengarai supaya para santri mencurahkan ilmu yang telah diperoleh hasil tarbiyah, ta’lim dari para kiai.

Para santri maupun alumni pesantren, secara tersirat diarahkan supaya mentransmisikan ilmu berdasarkan penelaahan dari kacamata berbagai ulama dan cendekiawan. Mereka mengeksplor tulisan hasil bentuk penerungan, penelaahan. Tentu ini merupakan ikhtiar untuk menghindarkan diri dari sikap kitmanul ‘ilmi (menyembunyikan ilmu).

Dalam beberapa hadis, telah disampaikan bahwa jika mengetahui suatu ilmu lalu menyembunyikannya termasuk dosa besar. Hal ini juga diperjelas dalam firman Allah Swt yang artinya Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur’an), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat” (baca: Q.S Al-Baqarah ayat 159).

Nah, dalam hal ini, posisi duniasantri.co menjadi jembatan bagi para santri untuk memaklumatkan dirinya, sehingga mampu berdialektika secara ilmiah dalam sebuah pertukaran gagasan. Para santri terjun secara aktif, produktif, serta progresif dalam panggung orkestra jagad maya yang penuh dengan keriuhan. Mereka kemudian melahirkan sebuah narasi tandingan positif sebagai antitesis dari segala informasi negatif yang telah dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Tidak terasa, duniasantri.co sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-3. Jika dianalisis dengan teori perkembangan anak, usia tiga tahun merupakan usia yang sedang aktif-aktifnya. Anak yang seusia seperti ini biasanya main ke sana-kemari tanpa mengenal kata capai, yang penting happy (berlari, melompat, melempar, naik turun tangga, dan lain sebagainya).

Usia tiga tahun merupakan usia yang baru mulai berproses bertumbuh. Yang diharapkan tentu selalu berkembang dalam hal kontributor begitu juga dalam hal kualitas tulisan. Di sisi lain, proses bertumbuhnya diharapkan juga menjadikan para santri untuk lebih aktif dalam hal mengeksistensikan dirinya di jagad maya. Dengan begitu akan berkontribusi menghasilkan proses diskursif di jagad maya yang berkualitas nan sehat.

Bagi kontributor yang sering masih sering stuck dalam hal menulis, coba pancinglah dengan memperbanyak bacaan. Hancur-hancuran dulu saja dalam menulis, jangan terlalu banyak berpikir mengenai hasilnya bagaimana. Meskipun demikian, tapi yang terpenting jangan lupakan kaidah/etika literasi itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu, ditambah dengan senantiasa tafakkarun, ta’qilun, dan tadabbur pasti akan berkembang dalam hal menulis. Nanti pasti akan improve dengan sendirinya dalam membuat suatu karya. Bisa mencermati, mereduksi, menyajikan suatu narasi dari pemilihan diksi hingga pembuatan konklusi

Menilik per tanggal 24 Agustus 2022, jumlah sementara warga duniasantri mencapai 1.155 yang terdaftar sebagai kontributor. Jumlah ini sifatnya masih tentatif, seiring dengan berjalannya waktu pasti warga duniasantri akan mengalami kumulatif. Apalagi kalau kita sering men-share tulisan-tulisan yang kita tulis (khususnya), tulisan yang ada di tiap rubrik (umumnya). Pastinya akan mengalami perkembangan pesat di kemudian hari.

Usia duniasantri kini telah tiga tahun, kalau diibaratkan anak, mari kita titah berjalan menuju platform yang menghasilkan tulisan yang berkualitas, sehat, dan selalu berpendar-pendar kebijaksanaan. Dan dalam lanskap yang lebih jauh, dapat menjadi bagian dalam membangun negeri serta menjadi trendsetter informasi tentang dunia kaum sarungan (baca: kepesantrenan).

Akhir kata, sebentar lagi perhelatan akbar Monolog Negeri Sarung akan digelar di Makara Art Center Universitas Indonesia tanggal 27 Agustus 2022. Mari kita sukseksan dengan bisa datang langsung secara fisik, bagi yang di Jabodetabek,. Bagi yang jauh, terkendala karena ada pekerjaan, low budget bisa mengikuti lewat kanal Youtube “Jejaring Dunia Santri”. Wassalam…

Multi-Page

Tinggalkan Balasan