Di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Musthofa, Ngeboran, Boyolali, Jawa Tengah, hidup terbagi menjadi dua wajah. Pagi hingga sore, kami menjadi mahasiswa. Berpacu dengan waktu, tugas kuliah, organisasi kampus, dan skripsi yang mendekat tak kenal kompromi.
Di suatu malam yang tenang, ketika kebanyakan pemuda sedang sibuk di tongkrongan dan juga larut dalam mimpi, kami di pondok justru terjaga. Duduk bersila, kepala tertunduk, tangan memutar tasbih, bibir begetar pelan membaca zikir dari aurod Nihadlul Mustagfirin. Di situlah mujahadah bermula— sebuah laku sunyi yang perlahan membuka tabir kehidupan.

Awalnya, semua tampak biasa. Sebuah rutinitas yang ada di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Musthofa, satu demi satu pun harus dijalani. Salah satunya adalah mujahadah.
Tapi, semakin lama, semakin dalam kita menyelami zikir itu, rasanya ada sesuatu yang bergeser di dalam diri. Ada semacam ruang yang tadinya gelap, kini pelan-pelan mulai bercahaya.
Bagi Sebagian orang, ini mungkin hanya rangkaian doa dan wirid biasa. Tapi bagi kami, mujahadah adalah napas. Sumber energi yang membuat kami tetap kuat di tengah hidup yang tak henti menekan dari berbagai arah.
Capai? Tentu saja. Sedikit demi sedikit raga kami lelah, pikiran sesak. Kadang seperti lilin yng menyala di dua ujung, satu terbakar oleh urusan dunia, satu lagi terbakar oleh kewajiban akhirat. Namun di tengah kelelahan itu, justru kami menemukan sesuatu yang tak kami duga. Mujahadah bukanlah tambahan beban. Ia justru menjadi jendela. Dari balik zikir-zikir itu, kami melihat cahaya kecil yang menuntun langkah kami melewati gelapnya problem hidup.
Entah bagaimana cara kerjanya. Tapi ketika beban skripsi terasa menyesakkan, saat ide mentok dan semangat luntur, kami datang untuk mujahadah, dengan duduk, diam, menangis diam-diam. Dan esok harinya seolah semesta membuka jalan. Ada solusi dan ada arah. Bukan karena kami mendadak pintar, bukan karena semua jadi lebih mudah. Tapi karena hati kami jadi lebih tenang, lebih lapang. Dan dari ketenangan itulah biasanya muncul kekuatan untuk terus melangkah.