DALAM RINDU YANG TAK BERNAMA

31 views

DALAM RINDU YANG TAK BERNAMA

Di malam yang basah oleh air mata,
aku duduk memeluk sunyi yang tak punya suara.

Advertisements

Langit seakan membuka lembar-lembar langgam rindu,
dan pada setiap hela napas, aku menyebut namamu:
“Muhammad”
nama yang tak pernah usang ditulis angin,
nama yang menjadi cahaya di dada orang yang rindu pada Tuhan.

Mereka berkata engkau telah tiada,
tapi aku merasakan jejakmu
di setiap gemetar ubun-ubun kala takbir dikumandangkan.

Aku belajar mengenalmu lewat sabda-sabda
yang dijahit oleh para perawi dalam bait-bait hadis.

Betapa lembut cintamu kepada umat,
hingga engkau menyebut “ummati, ummati…”
bahkan ketika sakaratul mengikis napasmu yang terakhir.

Siapa lagi yang mencintai manusia seperti itu?
Bila bukan engkau, wahai kekasih langit dan bumi?

Tapi, benarkah aku mencintaimu?
Sedang selawat pun kadang hanya jadi pelafalan terburu,
dan akhlakmu yang agung
belum jua mampu aku kenakan sebagai pakaian hidupku.

Aku merindukanmu, ya Rasul,
meski tak pernah memelukmu,
meski wajahmu hanya bisa kuimajinasikan
dari bait syair-syair pujian dan mimpi para kekasih Tuhan.

Aku cemburu pada Bilal yang mendengar suaramu,
pada Abu Bakar yang menangis di pelukanmu,
pada Ali yang tumbuh dalam rumah cintamu.

Kerinduan ini ajakan untuk bangkit
menghidupkan kembali sabar, kasih, dan keadilan
yang dulu engkau wariskan di padang tandus Arabia.

Bila aku tak pernah melihat wajahmu,
tak pernah mendengar suaramu,
semoga rinduku adalah saksi,
bahwa aku ingin bersamamu di telaga itu
di hari ketika seluruh jiwa
mencari wajah yang mereka cintai
dalam gelapnya hisab yang menyesakkan.

YANG BERDOA DALAM SAKIT

Aku adalah malam yang menangis diam-diam

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan