Di bawah langit biru cerah yang membentang di atas Desa Krejengan, Probolinggo, seorang anak muda bernama Mamad duduk di tepi sawah sambil menghirup dalam-dalam aroma…
View More Warisan Aroma Krejengan*Kategori: Cerpen
Warisan Kiai Raden
Malam itu ratusan bahkan ribuan orang memadati seluruh halaman pesantrenku. Bibir mereka komat-kamit mengucapkan puji-pujian pada Sang Maha Kuasa. Para ulama dan kiai-kiai besar seluruh…
View More Warisan Kiai RadenMenambang Air Mata*
“Menyebalkan! Setiap hari harus ikut paman menambang emas. Sudah seperti semut saja, tetapi bukan membawa masuk remah-remah ke dalam lobang, tetapi sebaliknya! Sialan betul hidupku,”…
View More Menambang Air Mata*Pohon Salam*
Alhamdulillah, demikian benaknya seiring tangan kanannya tampak agak bergetar menerima amplop gaji pertamanya. Ia amat gembira, Gusti Allah Ta’ala memberinya rezeki uang lantaran bekerja, bukan…
View More Pohon Salam*Terbakarnya Pesantren Kami*
Di bawah langit kelabu yang baru saja ditinggalkan oleh bintang-bintang, seorang pemuda berdiri memandangi puing-puing yang berserakan di sekelilingnya. Bakri, seorang santri muda itu, menatap…
View More Terbakarnya Pesantren Kami*Lukisan Monster Fahmi*
Sebuah monster mengerikan. Kepalanya seperti tumpukan bungkusan bekas, dikerubungi ribuan lalat, menyemburkan bau busuk yang mencekik setiap napas. Tangannya menyergap dengan cengkeraman berkarat dan tajam.…
View More Lukisan Monster Fahmi*Dengarlah Nyanyian Gumuk Kami*
Mulanya aku menyangka, kalau Bapak tak mampu menerima takdir Lah Ta’ala. Saban kali kemarau panjang bertandang, di mana desau anginnya menghamburkan tembakau yang tengah dijemur,…
View More Dengarlah Nyanyian Gumuk Kami*Pot Bunga*
Kau boleh tak percaya ceritaku. Aku bukan rasul yang mesti jujur. Aku bukan pula iblis yang suka licik. Anggap saja aku tukang dongeng yang suka…
View More Pot Bunga*Di Mana Makam Ninik Mamak Kami?*
Pondok pesantren itu mulai tumbuh setelah penjajah meninggalkan tanah kami. Pada masa itu, Belanda pergi dengan Perjanjian Masang; dan Kaum Padri mencoba merangkul Kaum Adat…
View More Di Mana Makam Ninik Mamak Kami?*Jeritan di Tengah Jurang Tambang*
Kuseduh secangkir kopi sebentar setelah anak-anak pulang dari mengaji di masjid. Sengaja kubuat kopiku dengan sedikit gula agar pahitnya lebih terasa; biar aku ikut merasakan…
View More Jeritan di Tengah Jurang Tambang*