Cara Bahagia di Jalan Raya

76 views

Sebuah buku dengan judul Tirakat Jalanan: Bahagia di Jalan Raya adalah realitas literasi pernak pernik di dalam sebuah perjalanan (safar). Buku ini ditulis oleh K M Faizi, salah satu pengasuh Pondok Pesantren (PP) Annuqayah Sumenep, Madura, yang juga seorang penyair dan penulis produktif. Buku ini menghadirkan suatu aplikasi bahagia di antara kisruh dan semrawutnya jalan raya.

Secara bahasa, tirakat, di dalam KBBI dijelaskan bahwa 1) menahan hawa nafsu (seperti berpuasa, berpantang); 2) mengasingkan diri ke tempat yang sunyi (di gunung dan sebagainya).

Advertisements

Dalam kaitannya dengan buku ini, saya cenderung dengan makna yang pertama. Bahwa di dalam sebuah perjalana kita akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan hambatan. Dari sebab itulah kita diuji untuk menahan hawa nafsu dengan tirakat. Tidak dengan cara serampangan tanpa peduli terhadap orang (pengendara) lain.

Dijelaskan secara eksploratif di dalam buku ini: “Shalatmu berlipat rakaat, shalawatmu tidak terhitung, wiridmu sangat banyak, sujudmu sangat lama, tapi akhlakmu di jalan raya sangat tercela. Sebetulnya ada masalah apa antara dirimu dengan agamamu?” (hal. 22).

Narasi tersebut sangat menyentuh. Kalau menurut bahasa Edi AH Iyubenu, sangat perkasa nyapsap menusuk hati nurani. Tentu karena Mas Edi ini mengetahui bagaimana “kewalian” dari penulis buku; K M Faizi. Ini tentu saja perlu dieksplor lebih mendalam hingga menjadi sebuah buku yang begitu dirindukan.

Untuk bahagia di jalan raya syaratnya hanya tidak melanggar aturan dan rambu lalu lintas. Jika ini dipenuhi, maka kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya. Karena kaidah mematuhi rambu lalu lintas ada di benak pengguna jalan raya masing-masing. Tidak ada di kamus cinta Adam dan Hawa, sebagaimana yang dijabarkan oleh K M Faizi. Menjemput kebahagiaan di jalan raya adalah awal untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Cinta dan Penderitaan

Melakukan sebuah perjalanan akan dihadapkan pada dua keadaan. Pertama, mencapai tujuan (cinta) dengan tanpa aral dan rintangan. Kedua, adanya gangguan atau halangan yang sering kali kita jumpai di perjalanan. Dari kemacetan, jalan yang rusak, mobil atau motor mogok, diserobot pengendara lain, dan lain sebagainya. Derita ini akan semakin mencapai puncaknya jika, na’udzubillah, kita kecelakaan. Tentu dari sini kita akan dihadapkan pada sebuah ujian yang lebih berat.

Maka di dalam buku ini dijabarkan bagaimana meminimalisasi penderitaan dengan cara sabar, patuh pada aturan lalu lintas, serta menghargai pengendara lainnya. Tidak cukup kiranya, resensi ini untuk mewakili literasi tirakat di jalan raya, kecuali membaca dan memahami secara langsung. Untuk itu buku ini benar-benar direkomendasikan untuk dijadikan salah satu pustaka yang berjejer di rak buku pembaca.

Selamat membaca, semoga menjadi inspirasi untuk menjadi pelaku di jalan raya yang bermarwah. Wallahu A’lam! 

Identitas Buku:

Judul : TIRAKAT JALANAN: Bahagia di Jalan Raya
Penulis : M. Faizi
Editor : Rusdianto
Tata Sampul : Alvin Rizal
Tata Isi : Atika
Cetakan Pertama: November 2024
Penerbit : Diva Press Yogyakarta

Multi-Page

Tinggalkan Balasan