Bagaimana Ulama Nusantara Membanggun Hujjah

10 views

Wajah muslim Indonesia seringkali disebut berbeda dengan mayoritas penduduk negeri-negeri muslim lainnya, terutama jika disandingkan dengan negara-neraga dari wilayah Timur Tengah. Hal itu tak lain karena para ulama terdahulu menyebarkan atau mendakwahkan Islam di Nusantara dengan cara-cara yang berbeda. Meskipun begitu, dalam penyebaran Islam di Nusantara, ulama terdahulu terbilang memiliki hujjah atau argument yang kuat.

Dalam tradisi Islam sendiri, hujjah bisa disebut sebagai keterangan atau argumen yang digunakan untuk menetapkan suatu kebenaran, terutama dalam perkara hukum Islam atau syariat dan fikih. Lazimnya, hujjah dibangun oleh seorang ulama yang ahli di bidangnya, misalnya di bidang fikih dan akidah. Dan seringkali, hujjah di bidang fikih dan akidah diperdebatkan di tengah masyarakat karena berkembangnya zaman menuntut dan menantang adanya perubahan-perubahan atau pembaruan di bidang tersebut. Dalam konteks seperti ini, hujjah bisa menjadi pedoman dalam menyikapi isu-isu kontemporer yang secara eksplisit tidak disebutkan dalam sumber utama syariat (Al-Qur’an).

Advertisements

Nah, bagaimana dari waktu ke waktu ulama Nusantara membangun hujjah tersaji dalam kitab yang ditulis oleh Gus Nanal Ainal Fauz. Kitab tersebut berjudul Hujjah Ahlussunnah Wal Jama’ah bi Lisani Ulama Indonesia ‘Abra al-Ushur. Atau, bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berrarti Argumentasi Aswaja dengan Lisan Ulama Indonesia lintas Masa.

Adapun, Gus Nanal merupakan salah satu ulama muda Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah. Gus Nanal yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mamba’us Sa’adah di Bermi, Gembong, Pati ini juga telah banyak menorehkan goresan penanya dalam bentuk kitab dan buku. Yang terbaru adalah kitab ini. Kitab ini diberi kata pengantar oleh KH Afifuddin Muhajir (Wakil Rais Aam PBNU) dan Dr KH Muhammad Afifuddin Dimyathi (Katib Syuriah PBNU).

Dalam penulisan kitabnya, Gus Nanal menggunakan beberapa metode. Satu di antaranya, Gus Nanal membahas permasalahan-permasalahan penting yang banyak diingkari oleh orang-orang yang berbeda pandangan dengan menukil perkataan-perkataan ulama Indonesia terkait topik yang dibahas, tanpa mengubah teks redaksi aslinya dengan menyertakan pemilik kitabnya, referensi kitab, dan tahun wafat penulisnya. Selain itu, Gus Nanal juga konsisten untuk menukil dari ulama Indonesia yang telah wafat saja dengan mengurutkan perkataan ulama tersebut sesuai tahun wafatnya. Tak lupa pula disertakan nama ulama dan daerah asalnya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan