Agustusan di Pondok Pasir Wetan

440 kali dibaca

Selama tiga hari berturut-turut, Pondok Pesantren Nurul Iman Pasir Wetan Purwokerto, Jawa tenggah menggelar perayaan menyambut Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2023. Perayaan dengan berbagai kegiatan lomba mulai digelar sejak 14 Agustus dan berakhir Rabu (16/8) ini.

Ada enam lomba yang digelar di pelataran Masjid Nurul Iman. Tiap hari digelar dua lomba kelompok mulai pukul 08.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 11.00 WIB. Untuk memeriahkan lomba, seluruh santri dibagi menjadi 12 kelompok, yang terdiri dari 7 kelompok putri dan 5 kelompok putra. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-7 santri.

Advertisements

Pada hari pertama, dilaksanakan lomba estafet bola dan pindah kardus. Lomba estafet bola menggunakan gelas yang diikat di kepala dengan memindahkan dari gelas peserta satu ke peserta lain. Dalam waktu tercepat, tiga bola yang memasuki garis finish terlebih dahulu itu yang menjadi pemenang. Bola yang digunakan adalah bola tenis.

Sementara, untuk lomba pindah kardus dilakukan dengan cara memindahkan satu kardus harus bisa menampung 5 personil tersebut dan tidak boleh menginjak tanah. Lomba ini menggunakan dua kardus yang mana dua kardus itu bergantian menjadi alas dan perlahan berpindah dan menjauh dari garis start. Ketidaktepatan pelemparan kardus dan medan yang berpasir menyebabkan seorang santri terpeleset dan jatuh.

Di hari kedua digelar lomba salome dan lomba mencari bola. Untuk lomba salome (satu lobang rame-rame) yakni memasukkan paku ke botol secara berkelompok. Satu kelompok mendelegasikan 5 anggota dan tiap anggota mengikatkan satu tali di perutnya. Lomba ini membutuhkan konsentrasi dan kekompakan antar anggota kelompok.

Di garis start, tiap kelompok mengikat tali pada tiap-tiap anggota. Setelah siap keduanya, peluit dibunyikan dan tiap kelompok berlari mendekati botol dan memasukkan paku ke botol tersebut. Peserta yang berhasil memasukkan paku ke dalam botol menjadi pemenang.

Sedangkan, lomba mencari bola yakni setiap kelompok mendelegasikan empat anggota  yang mukanya ditutup dengan kertas persegi panjang yang dibentuk kerucut dan di ujungnya diberi lubang dengan diameter kurang dari 1 cm. Lalu empat bola disebar di area dan peserta mengambil masing-masing satu. Kelompok yang tercepat menemukan bola menjadi pemenangnya. Sebab penglihatan yang terbatas, salah satu peserta menabrak tiang namun tidak terjadi hal yang serius.

Di hari terakhir yakni lomba kait ceting dan estafet sarung. Lomba kait ceting adalah lomba yang mana ceting plastik dengan ukuran kecil yang di atasnya diberi kawat yang membentuk tanda tanya dan di suatu tiang membentang tali dan lingkaran dari kawat. Cara mainnya, peserta berlari dari garis start menuju tali yang membentang dan mengaitkan ujung ceting ke lingkaran yang sudah disediakan sebelumnya. Setiap kelompok mendelegasikan 4 anggota untuk bertanding. Kelompok yang tercepat mengaitkan ceting menjadi juara.

Sementara itu, estafet sarung merupakan lomba dengan sarung yang lobangnya dimasukkan dari satu anggota ke anggota yang lainnya dengan bergandengan tangan. Lomba ini dinyatakan menang jika sarung berhasil ke garis finish terlebih dahulu. Tiap kelompok mendelegasikan lima anggota agar bisa mengikuti lomba ini.

Dari keenam lomba tersebut koordinasi kelompok menjadi salah satu strategi untuk memenangkan lomba. Namun bukan berarti yang tidak menjadi juara tidak memiliki koordinasi yang baik. Sebab banyak indikator lain yang dapat digunakan untuk menilai koordinasi kelompok.

Intinya dengan adanya lomba ini santri diharap untuk terus mengingat kemerdekaan Indonesia dan memiliki semangat juang yang tinggi. Untuk penghargaan baru akan diberikan selepas upacara Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan