Tafsir Hermeneutika Al-Qur’an dan Kontroversinya

29 views

Rasulullah ditugaskan untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya. Tidak hanya sebagai pedoman bagi umat muslim saja, Al-Qur’an juga menjadi petunjuk seluruh umat manusia. Karena itu, cakupan isi Al-Qur’an merupakan petunjuk dari semua problematika kehidupan.

Beberapa tokoh agama memaknai Al-Qur’an sebagai ensiklopedia atau kamus pencerahan bagi perjalanan hidup manusia secara komprehensif. Dan di setiap zaman, penafsiran Al-Quran selalu digaungkan oleh para ulama dan mufasir. Hal itu dilakukan supaya persoalan kehidupan baik dari segi muamalah, akidah, dan syariat agama selalu terlingkup dalam Al-Qur’an.

Advertisements

Namun di era modern, dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, globalisasi informasi, kecanggihan teknologi, dan keluasan berpikir yang semakin dianggap bernilai, juga mempengaruhi keterbukaan dalam memahami teks Al-Qur’an, salah satunya metode menafsirkannya.

Tentu kita memahami bahwa dalam menafsirkan Al-Qur’an tak luput dari tradisi yang berkaitan dengan istilah tafsir dan takwil. Ulama klasik dan mujahid berpendapat bahwa arti kata tafsir menjelaskan “yang luar” (dhahir) dari Al-Qur’an. Adapun, takwil merujuk pada penjelasan makna dalam dan tersembunyi dari Al-Qur’an.

Menurut Nasr Hamid, dalam proses tafsir, seorang penafsir menggunakan linguistik dalam pengertiannya yang tradisional, yaitu merujuk pada riwayah. Artinya, peran penafsir dalam melakukan penafsiran hanya dalam kerangka mengenal sinyal-sinyal.

Sedangkan, dalam tawil (interpretasi), interpreter lebih dari sekadar mempergunakan apa yang dipergunakan dalam tafsir di atas. Takwil dalam pengertiannya yang baru menggunakan perangkat keilmuan yang lain dalam ilmu-ilmu kemanusiaan dan sosial untuk menguak makna teks yang lebih dalam.

Berbagai kronologis interpretasi Al-Qur’an ditawarkan untuk mempermudah memahami makna kandungan ayat. Dalam hal ini, tafsir kemungkinan besar tetap membuka lahirnya wacana baru di setiap perkembangannya. Salah satu metode fundamentalis upaya menafsir ulang Al-Qur’an bagi mufasir kontemporer ialah dengan pendekatan Hermeneutika.

 Kontroversi dan Perkembangannya

Pada dasarnya, hermeneutika berhubungan dengan bahasa. Kita berpikir, membuat interpretasi, berbicara, menulis, dan lain sebagainya melalui bahasa. Dengan kata lain, hidup ini tidak terlepas dari aktivitas (ber)bahasa. Dalam tradisi kelisanan kita, bahasa digunakan sebagai dialektika perjumpaan antarmakna.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

One Reply to “Tafsir Hermeneutika Al-Qur’an dan Kontroversinya”

  1. Menurut pemahaman saya, kontroversi dalam berbagai hal adalah hal yang biasa. Senyampang tidak sampai terjadi gesekan-gesekan yang membuat kita bermusuhan. Termasuk dalam hal ini, tafsir hermeneutika yang tentu saja melahirkan perbedaan pendapat. Bahkan, tafsir itu sendiri melahirkan perbedaan pandangan. Sehingga kita harus bijak dalam menyikapi perbedaan, tanpa harus bersikap skeptis terhadap lahirnya tafsir yang berdasarkan keilmuan. Hee,,, saporana….

Tinggalkan Balasan