SURAT KEPADA KI HAJAR DEWANTARA
Barangkali ucapan salam membuka pena ini
Assalamualaikum kepada tuan yang kami hormati
Sudah puluhan tahun engkau pamit dari bumi ini
Menyisakan puing kenangan indah bagi Pertiwi

Bapak pendidikan sudah melekat dari tubuhmu
Meski kini penerus bangsa menggerutu
Karena pendidikan terombang-ambing tak menentu
Kuingin selamatkan agar tidak tertutup debu
Kepada Ki Hajar Dewantara
Doakan bumi Nusantara agar terus terbang
Menelusuri lautan hingga menggapai impian
Sebab dirimu simbol pendidikan
Tak akan usang terkikis zaman.
PANYEPPEN BERDUKA
(Teruntuk Penggerak Pendidikan Nyai Faridah Muddatsir)
Ribuan warga berduyun-duyun berdatangan
Dengan air mata yang mengalirkan kesedihan
Sementara para santri masih senyap terdiam
Seakan belum percaya kabar yang diberitakan
Semuanya tertunduk sedih, berduka
Lemas mendengar sang panutan tiada
Kembali keharibaan jiwa dan raga
Hanya keabadian ilmu dan akhlak tersisa
Bumi Panyeppen sedang berbelasungkawa
Langit pun berubah mendung tak jelas warnanya
Sayup doa terus terdengar telinga
Mengisyaratkan kebaikan selalu menyertainya.
Tlontoraja, 2025.
NESTAPA NEGERI PARA WALI
Barangkali bumi kecil garis khatulistiwa
Kupikir menjelma raksasa asia
Sebab dijaga oleh para wali sakti mandraguna
Punya beragam ilmu kesaktiannya
Pikiranku terus terbang jauh hingga ke awan
Apa daya kemampuanku tidak sampai
Hingga akhirnya jatuh kembali ke permukaan
Bersama terbengkalai ribuan penasaran
Entahlah mungkin para wali sudah lesu dan malu
Melihat perilaku para pemimpin yang kurang menyatu
Menyatu pada tuhan dan kesejahteraan rakyat
Sebab masih banyak rakyat yang melarat
Gerbang Salam, 2025.
Sumber ilustrasi: kompas.com.