Pondok Cipasung Siap Gelar Pelatihan Penulisan Kreatif

68 views

Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, siap menggelar pelatihan penulisan kreatif dan jurnalistik. Pelatihan akan dilaksanakan dalam dua hari, Kamis dan Jumat, 29-30 Mei 2025 di kompleks pesantren. Pelatihan penulisan kreatif dan jurnalistik ini dilaksanakan bekerja sama dengan jejaring duniasantri.

Panitia pelatihan sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Direncanakan, pelatihan ini akan diikuti sekitar 60 santri dari beberapa daerah sekitar Tasikmalaya. Tidak hanya dari Pesantren Cipasung, banyak santri dari beberapa pesantren di Garut, Ciamis, Bandung, dan Cirebon yang sudah mendaftar untuk menjadi peserta pelatihan ini.

Advertisements

“Semula kami batasi hanya untuk 40 peserta. Tapi ternyata yang ingin ikut pelatihan banyak sekali. Akhirnya kami toleransi sampai 60-an peserta. Sebab, kapasitas akomodasi yang disiapkan panitia memang terbatas,” ujar ketua panitia pelatihan, Rian Fauzan, Selasa (27/5/2025).

Menurut Rian Fauzan, pelatihan ini menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidang penulisan. Di antaranya, sastrawan nasional Putu Fajar Arcana, redaktur Harian Kompas Hilmi Faiq, pengelola lembaga riset dan publishing Octopus Dahris Siregar, budayawan Nahdliyin dan Kepala Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia Dr Ngatawi Al-Zastrouw, dan pengelola laman web duniasantri.co Mukhlisin.

Pada hari pertama, Kamis, peserta akan menerima dua materi pokok dalam penulisan, yaitu teknik penulisan opini atau artikel ilmiah popular dan teknik penulisan jurnalistik. Teknik penulisan opini akan disampaikan oleh Hilmi Faiq, sedangkan penulisan jurnalistik disampaikan oleh Mukhlisin.

Sementara, pada hari kedua, Jumat, akan diberikan dua materi penting, yaitu penulisan cerita pendek (cerpen) dan metodologi riset. Materi ini penting karena akan memperkuat penulisan kreatif dan jurnalistik. Materi penulisan cerpen akan disampaikan Putu Fajar Arcana, sedangkan materi metodologi riset disampaikan Dahris Siregar.

Dijelaskan Rian Fauzan, setiap materi akan dibagi ke dalam empat sesi, yaitu penyampaian materi, diskusi, praktik, dan kurasi hasil praktik. Misalnya, saat materi penulisan opini atau cerpen, setelah penyampaian materi dan diskusi, peserta diharuskan praktik membuat tulisan opini atau cerpen. Hasil praktik penulisan itu nantinya akan langsung dikurasi oleh narasumber. “Agar peserta di mana kelebihan dan kekurangan tulisannya, dan dengan itu punya bekal untuk menjadi penulis,” tegas Rian Fauzan.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan