IRONI PANCASILA
Jauh dari kalender di dinding tua
tercatat hari penuh sejuta irama
ya Pancasila namanya selalu memikat
pererat tali bumi Nusantara tuk teriikat

Kini wajahnya sudah kembali
meski usianya sudah tak bertepi
namun selalu memberikan arti
bagi ilalang rumah ibu Pertiwi
Ah sudahlah mari resapi wajah Pancasila
jangan sampai berpaling ke lain raga
Masihkah kesaktianmu selaras dengan realita
ataukah sudah tertukar rengekan dari penguasa
masihkah ragamu tetap perawan sempurna
ataukah memang sudah terkikis oleh benalu raja.
MENAKAR KEADILAN
Sudah tertulis dari titah tuhan
lewat selebaran Kalam dan firman
kini keadilan kembali buram
seperti suara rakyat yang mengeram
Barangkali wajah keadilan banyak di cari
dari hulu hingga hilir menanti
tak satupun secercah harapan mengayomi
hanya aliran batu saling berganti
Mungkin kah keadilan sedang berada di pelaminan
seperti bayi kembali suci saat dilahirkan
atau malah berlumur darah kehinaan
sehingga perlu kembali di basuh bunga kembang.
SYAIR PANCASILA
Garuda Pancasila akulah pendukungmu
patriot proklamasi setia berkorban untukmu
pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa
pribadi Bangsaku ayo maju maju ayo maju maju ayo maju maju…
Lirik syair tersebut selalu tergiang di kepala
mungkinkah sang pencipta punya seribu mata
hingga bisa meramal beragam nuansa
Mungkinkah pancasila sudah tidak sakti
sehingga butuh kita semangati
lewat lirik ayo maju penuh arti
bertanda Pancasila mulai redup dari sanubari
Ya pancasila kini seperti tinggal raga
sementara puing puing jiwanya bertebaran di mana-mana
ada yang berada di saku rakyat jelata, ada yang berada di ruang mewah istana
hingga ada yang terlihat tapi tak berasa.
Semoga Pancasila kembali sakti