Bukankah kebersihan yang sesungguhnya adalah kebersihan hati menerima nasihat-nasihat kebaikan?
Sebagai seorang anak gadis yang tumbuh di perdesaan, aku seringkali mendengar celotehan ibu setiap hari agar menyapu dan membersihkan halaman.

Hampir setiap hari ibu selalu mengulang kata-kata dan nasihatnya itu. Hatiku seringkali berontak mendengar kata-kata yang disampaikannya. Karena sesuatu yang diulang membuatku seakan-akan bosan.
“Ambil sapu! halaman rumahmu masih kotor,” Ibuku selalu menggertak setiap pagi dengan kata-kata yang membuat telingaku meriang. Aku tetap melakukan apa yang diperintahkan tanpa mengelak sedikitpun.
Ibu adalah sosok perempuan yang tidak hanya mengurusi persoalan dapur. Ia adalah sosok perempuan yang membuatku sadar betapa pentingnya kebersihan dibiasakan dari lingkungan rumah dan halaman.
Menurutku, sampah-sampah yang berserakan di lingkungan rumah salah satunya diakibatkan oleh pribadi seseorang yang tidak bertanggung jawab dan menganggap sepele sampah-sampah yang berkeliaran.
Gertakan ibu untuk selalu menyapu membuatku sadar betapa perempuan harus menjadi pribadi yang bisa menjaga kebersihan.
Setelah kupikir dengan matang, tidak ada gunanya untuk membantah apa yang diperintahkan oleh ibu. Ibu adalah sosok pahlawan yang mengingatkanku untuk hidup bersih.
Menyapu rumah dan halaman barangkali adalah persoalan gampang yang biasa dilakukan oleh mayoritas orang. Meski, tidak mudah dilakukan dengan sepenuh hati.
Aku merasakan saat mendengar perintah ibu yang seringkali diulang membuatku geram dalam hati. Tetapi, tidak sampai aku lampiaskan kegeraman ini dengan sangat vulgar di hadapan ibu.
Dari nasihat–nasihat yang seringkali kudengarkan membuatku sadar peran perempuan dalam merawat lingkungan sangat dibutuhkan. Ibu menjadi sosok yang berjasa dalam membentuk karakter peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya aku bangga dengan nasihat-nasihat itu.
Dari nasihat ibu, di kelas dan sekolah, aku bahkan seringkali menjadi pribadi yang bisa memilah dan memilih sampah-sampah plastik yang berserakan di lingkungan sekolah.
Akupun ikut komunitas yang menangani kreativitas dalam mengolah sampah plastik. Kesadaranku ini semata-mata dilahirkan dari sosok ibu yang sangat mencintai lingkungan dan kebersihan.