PUNGKASAN
Hari ini syamsu menyablon mata
Menaja nur pada daun-daun
Burung-burung menyemarakkan
Langit biru mengangguk anggun.

Keelokannya membuat lupa
Lupa dosa yang melapuk
Tak sangka warsa akan mencabut nyawa
Aku lalai memungkasi, menyendiri, merenungi.
LINGSIR
Mengingat impresi kala itu
Para buyung bermain di ladang
Mencabik lemah, melempar batu
Menderu asik tanpa gawai baru.
Burit dulu terasa gayeng
Namun, bapak memanggil, “ados le.”
Seakan jisimku membeku
Pasrah tanpa kisruh
Lingsir tanpa longsor.
DOA
Badan ini laksana barang baru
Segar, gagah, nikmat lesu.
Menelusur kitab di lemari debu,
Melantunkan ampunan deru
Menyuarakan harapan baru
Membaca doa di hari layu
Warsa yang dirindu.
TIGANG PERKAWIS
Sudahlah! yang telah biar kalah
Yang sudah biar dibenah
Waktunya bergegas!
Melobi langgar-langgar
Sangu kitab di saku
Menata diri, menghiasi jati.
Maghrib pun bersudah
Suarakan asa dengan-Nya
Mendekap ayat-ayat-Nya
Tusukkan pada hatimu
“Tigang perkawis,” hajat Mbah Yai.