WANITA DI SIMPANG KOTA TUA

512 kali dibaca

WANITA DI SIMPANG KOTA TUA

Segelintir pria dengan lipstik-lipstik di dadanya
Membentuk raut wanita pendosa
Yang di bibirnya tumbuh duri-duri
Sementara lidahnya memancar racun kematian
Dan salah satu duri itu menancap di tubuhku
Merasuk lebih dalam, ke ulu hati

Advertisements

Sial, wanita itu telah mencari mawar di tubuhku
Ia menciumnya penuh cinta
Tapi saat tak lagi bersama
Wanita itu membakarnya dalam tungku siksa
Mencabut tubuhku dari tanah penuh gembira

Seringkali aku benci pada duri di tubuh wanita itu
Yang setiap saat bisa tertanam dalam kalbu
Menjadi benalu dan menggerogoti cinta sampai ke hulu

Ah, betapa pecundangnya aku
Si lelaki yang setia merajut asa
Dengan wanita berbisa, di trotoar di simpang kota tua
Apakah ia tahu, bahwa ia tenggelam dalam luka lama
Pada biru laut wanita itu, yang tercipta dari nestapa dan air mata

Lubtara, 2021.

DURI API

Kura-kura terengah-engah
Para kelinci berlari dengan sangat lincah
Serupa badai yang singgah di kala musim kemarau
Penakluk gedung kota dengan satu kerusakan paling sempurna
Kemudian menenggelamkan perahu pada laut derita
Milik para hewan yang hina-dina .

Seringkali duri apai begitu tajam
Ketika kezaliman tak bisa kita diamkan
Karena pada kebahagiaan paling mempesona
Merupakan taman bunga milik semakhluk penghuni neraka

Seperti dalam cerita mulia
Tentang anak adam yang mendengki saudara
Saat keegoisan telah memakan ulu jiwa
Hingga terkutuklah ia dengan besi panas di dada

Bahkan sang cahaya telah meredup
Pada otak bermuatan sampah paling buruk

Lubtara, 2021.

SAKIT

Sakit itu sederhana
Cuma merasa nyeri juga hampir mati

Sakit itu sempurna
Tapi pada dasarnya itu bahasa tubuh yang merana

Sakit itu adalah nostalgia
Sebab kita akan ingat kenangan bersama tuhan
Yang sebelumnya kita lupakan

Tapi sungguh, sakit itu derita
Bagi mereka yang tak tahu hakikat dan makna

Tapi jangan lupa!
Sakit merupakan ujian
Untuk kita arungi menuju ke atas awan-awan

Lubtara, 2021.

SAJAK KEHIDUPAN
-KH Afif Hasan

Serupa bait-bait puisimu
Sepanjang jalan kehidupan
Sederet bunga mawar
Selalu membuatku terpesona berkali-kali

Lalu, kidung melati
Bersama tembang syahdu
Merasuki jendela kamarku
Menetap pada ranjang yang mulai kelabu

Pada malam, kau menjelma cahaya
Menyinari segala pendosa
Dan dari suaramu, adalah suara surga

Berjalan di bawah pohon cemara
Kusaksikan mata-mata
Yang kau sihir dengan sinar purnama
Bercahaya menyinari antariksa

Lubtara 2021.

Ilustrasi: glorygallery.co.id

Multi-Page

2 Replies to “WANITA DI SIMPANG KOTA TUA”

Tinggalkan Balasan