Urgensi Pembelajaran Ilmu Falak di Pesantren

219 kali dibaca

Salah satu cabang ilmu yang masih jarang didengar oleh masyarakat Indonesia adalah ilmu Falak. Jangankan masyarakat umum, ilmu Falak masih cukup asing dalam telinga santri karena tidak semua pondok pesantren memasukan pelajaran ini dalam kurikulumnya.

Padahal kalau diperhatikan, bahasan ruang lingkup ilmu Falak itu erat kaitannya dengan keseharian santri. Ilmu yang terkadang disebut juga ilmu Astronomi Islam ini mengkaji pergerakan benda-benda langit, tetapi lebih dikhususkan kepada fenomena alam yang ada hubungannya dengan ibadah umat Islam.

Advertisements

Misalnya, ibadah salat yang waktunya sudah ditentukan, sesuai dengan posisi Matahari pada ketinggian tertentu, menjadi salah satu ruang lingkup kajian ilmu Falak. Salat juga diatur agar menghadap ke kiblat (Kabah). Penentuan arah mana yang akan dituju saat shalat itu bagian dalam kajian ilmu ini.

Minimnya pembelajaran ilmu Falak di pesantren, dipengaruhi oleh sumber daya pengajar ilmu Falak yang tidak banyak. Problem ini apabila ditarik lagi, disebabkan oleh kurangnya inisiatif atau minat masyarakat terhadap pembelajaran dan perkembangan ilmu Falak ataupun Astronomi.

Oleh karena itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam haruslah ikut berperan mengenalkan ilmu Falak. Pesantren seyogyanya mulai memasukan ilmu Falak sebagai mata pelajaran di pesantren dan mencari rekruitmen tenaga pengajar ilmu Falak.

Santri yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi bisa juga diarahkan untuk mengambil program studi (prodi) ilmu Falak. Harapan ke depannya, mereka bisa kembali ke pondok untuk mengajarkan atau melanjutkan tongkat estafet sebagai pengajar ilmu Falak.

Bukan tanpa alasan, masuknya ilmu Falak dalam kurikulum pesantren dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pesantren. Penulis sendiri berasumsi akan ada empat manfaat yang didapatkan apabila ilmu Falak diajarkan di pesantren.

Branding Pesantren

Sekolah ataupun pesantren tidak bisa berdiri tanpa adanya murid (santri). Beragam upaya tentu terus dilakukan untuk menggait calon santri. Adanya pelajaran ilmu Falak bisa dijadikan branding pesantren yang dapat dikenalkan kepada mereka.

Keasingan ilmu Falak, yang belum semua pesantren mengajarkannya, bisa menjadikan ilmu ini sebagai iconic bagi pesantren yang menerapkannya. Apalagi praktik pembelajaran ilmu ini yang akan melakukan pengamatan benda benda langit, tentu menjadi hal yang menarik bagi para calon santri.

Kontributor Olimpiade Astronomi

Pesantren, khususnya pondok modern, tentu ikut juga mengajarkan pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum pemerintah. Pelajaran yang ada dalam kurikulum pemerintah, disadari atau tidak, ternyata tidak ada pelajaran Astronomi. Padahal olimpiade Astronomi sering diadakan mulai tingkat SMP/MTs.

Adanya pengajaran ilmu Falak di pesantren dapat menjadikan pesantren tersebut sebagai kontributor peserta olimpiade Astronomi. Sebab, biasanya apabila olimpiade ini diadakan, misalnya Olimpiade Sains Nasional (OSN), sekolah terkadang hanya akan “asal” mengirimkan peserta ataupun tidak mengirimkan peserta untuk cabang Astronomi.

Materi ilmu Falak yang juga akan membahas pergerakan benda-benda langit tentu akan sangat membantu santri agar lebih siap mengikuti olimpiade Astronomi. Pesantren pun bisa lebih jelas dalam memilih kandidat yang akan diutus olimpiade.

Reintegrasi Sains dan Islam

Paradigma unity of science menjadi salah satu gagasan yang populer belakangan ini, terutama di perguruan tinggi Islam. Gagasan ini menekankan kesatuan ilmu pengetahuan, sehingga seharunya tidak ada dikotomi keilmuan antara ilmu umum (sains) ataupun ilmu agama (Islam).

Pembelajaran ilmu Falak yang mulai dikenalkan di pesantren akan memudahkan santri memahami paradigma unity of science. Al-Qur’an yang tidak hanya satu atau dua kali menyebutkan ayat-ayat tentang Astronomi tentu akan menjadi objek kajian ilmu Falak.

Gambarannya nanti di kelas, para santri tidak hanya mengaji tetapi juga mengkaji secara kritis kode kode sains yang ada dalam Al-Qur’an. Dulunya para santri sempat tau bahwa peradaban Islam pernah berjaya karena tidak memisahkan sains dan agama. Kini, dengan belajar ilmu Falak, mereka bisa termotivasi untuk mengintegrasikan kembali (reintergrasi) sains dan Islam.

Pintu Kolaborasi

Pengetahan ilmu Falak sangat berguna sekali untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Sebab, meskipun kecanggihan internet semakin masif, tetapi masih banyak yang gagal paham terkait beberapa konteks ibadah yang berhubungan dengan fenomena alam.

Ada yang masih memahami bahwa arah qiblat di Indonesia itu menghadap ke Barat, padahal tidak lurus ke Barat tetap agak melenceng ke arah utara, yakni Barat Laut. Ada juga yang masih sibuk berdebat antara puasa ikut pemerintah atau organisasi tertentu di daerahnya.

Perdebatan seperti di atas biasanya dipengaruhi atas kurangnya informasi dan egoisme kelompok. Pesantren yang di dalamnya diajarkan ilmu falak dapat berkolaborasi dengan banyak elemen, baik instansi pemerintah ataupun lembaga masyarakat, dalam memberantas kebingungan masyarakat.

Pintu kolabarasi yang dapat dilakukan bisa berupa pengetahuan (bil ‘ilmi) agar tidak terjadi perdebatan kosong atau fanatisme kelompok, seperti edukasi ragam metode penentuan awal bulan. Kolabarasi yang lain juga berupa aksi nyata (bil amal), seperti membantu pengukuran arah qiblat ataupun berkontribusi melakukan hisab-rukyat untuk penentuan awal bulan Hijriah.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan