TANDU KESADARAN

629 kali dibaca

TANDU KESADARAN

Kuhitung berapa lama tak menjumpaimu
Ada kalanya tersendat di jalanan nan berliku
Membawa berjebah dosa yang terkurung membisu
Melekat pada biku-biku hati hingga melepuh kaku

Advertisements

Sampai pada persimpangan, aku kian lalai
Terjerembap dengan taburan cekak khilaf yang membingkai
Sandang kebaikan tak lagi terpakai
Jatuh luruh, menjauh menjadi burai-burai

Sungguh, aku ingin pulang dari hal-hal buruk
Membersihkan diri dari cacat laku yang bertumpuk
Agar kesalahan segera terkeruk
Agar nista-nista ini tak semakin membusuk

Maka bawakanlah sebuah tandu kesadaran
Guna menggotong ragaku menuju malam ramadan
Di mana telah tersuguh segala hidangan
Sebagai penuntun jiwa, menjemput surga idaman

Semarang, Juni 2022.

RINDU RABB

Pembatas merah merebah pada tepian lembar
Carik-carik kertas berhias ayat nan sempurna tersebar
Mengusang namun selalu terlantun di atas selasar
Basah bibir para pendendang melagu dengan hati yang karar

Setiap masa nyanyian surat cinta itu begitu syahdu
Jelas berdengung membentuk nada pemicu haru
Tiada rasa enggan ‘tuk sudahi, malah kian menggebu
Sebab ia bagaikan misbah bagi umat di segala penjuru

Benar, mereka adalah orang-orang yang merindu-Mu
Lewat perabaan penuh keagungan dalam kalbu
Hingga malam semakin larut, tuntaskan hasrat mencumbu
Kekata indah sarat makna bertabur asma-Mu

Melalui perantara Alquran
Rindu menggunung pun terlampiaskan
Berharap senantiasa mendapat keberkahan
Atas apa-apa yang telah mereka lakukan

Semarang, Juni 2022.

AFIAT DARI DOSA

Terengah-engah melepas diri dari gelap menyergap
Lalu cucuran keringat seolah goyahkan derap
Langkah kaki yang membawa julangan dosa terselinap
Di antara sela-sela jiwa berujung pengap

Kau, tiada puas mengais kotor penimbul bercak
Tubi kesalahan menumpuk tinggalkan kerak
Berpora dengan apa dan siapa, hingga dinding hati meretak
Acuhkan titah Tuhan, tak sedikit pun tergerak

Aku adalah jua sama selayakmu
Namun sungguh kuharap nista ini tak semakin membelenggu
Atau biarkan ia mengobar menuju abu
Lantas menghitam bisu

Rabb … datangkanlah percikan afiat yang sempurna
‘Tuk bersihkan kalbu dari kufur tiada terkira
Agar tak lagi cacat dan ternoda
Menjadi insan berpayung pahala

Semarang, Juni 2022.

JERITAN HATI

Tercekik dalam gulungan dosa tak berkesudahan
Lalu mata-mata hampir mencuat bersama isak tertahan
Pun lidah terjulur yang memakan segala ucapan
Berada pada sudut gelap tiada penerangan

Rantai-rantai besi melingkari kaki mereka
Sesal berjalan seiring dengan tiupan angin bara
Yang berembus di sekeliling raganya
Mereka tamak dan gemar menghina

Memasang wajah masam pada si fakir dan angkuh tingkat tinggi
Hingga saudara seiman seolah terludahi
Oleh cercaan mulut-mulut mereka sendiri
Sungguh, tidakkah itu dapat mewujud segala rugi

Menjerit aku! Meruah tangis tak tersesap!
Membaca ayat-Mu di atas hati yang lembap
Lantaran setan begitu tega membiarkan terjerembap
Jauh, jauh dalam lingkaran haram, di sanalah cela tertancap

Menjerit aku! Memohon ampunan yang begitu mulia
Dari-Mu pemilik indah-indah nuansa surga
Hindarkanlah diri ini dari gejolak api Huthamah pun Saqar yang mampu membakar daging sampai tak bersisa
Jangan lelehkan aku! Jangan di dalamnya

Semarang, Juni 2022.

ilustrasi: @rsipivaa, mochtar apin.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan