Santri Penggerak Kebaikan

1,019 kali dibaca

Sudah lama mereka berperan, kini peran mereka selalu ditunggu, mereka adalah santri sekumpulan para cendekia muda bersorban, harapan bangsa ada pada pundak-pundak kalian.

Sejak zaman sebelum kemerdekaan, para santri sudah berkiprah dalam mempertahankan kemerdekaan. Resolusi Jihad yang dinyatakan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 17 September menjadi satu bukti sejarah yang tak terlupakan bagi para santri. Bahkan sampai saat ini momen tersebut masih dikenang melalui momentum Hari Santri yang diperingati pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya.

Advertisements

Sebagai kaum islamis terpelajar, para santri memiliki beberapa karakter yang tidak dimiliki oleh kebanyakan pemuda. Berdasarkan hasil penelitian (Fuad Nashori, 2011) mengenai kekuatan karakter santri, beberapa karakter yang dimiliki oleh santri adalah kebersyukuran (gratitude), keadilan (fairness), kebaikan hati (kindness), kewargaan (citizenship), dan harapan (hope).

Karakter-karakter tersebut menjadikan seorang santri sebagai pembelajar yang baik. Mereka selalu disiplin dan penuh semangat dalam meningkatkan kualitas diri melalui proses menuntut ilmu pengetahuan.

Saat ini berbagai temuan dan inovasi teknologi berhasil diciptkan. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang saat ini menjadi arus perubahan yang begitu dirasakan hingga sektor terkecil dalam kehidupan. Namun sayangnya, perkembangan tersebut tidak saja menimbulkan dampak positif, namun juga dampak negatif yang dapat merugikan bangsa di masa depan. Sebab kebanyakan yang menjadi objek dari dampak negatif tersebut adalah para pemuda, mereka yang seharusnya menjadi agen perubahan bagi bangsa, namun karena kemorosotan moral yang terjadi menyebabkan peran mereka tidak lagi terasa.

Santri hendaknya turut berperan dalam mengatasi problematika tersebut. Saat ini kebanyakan pesantren telah beralih menjadi pesantren modern. Yang mana di lembaga tersebut para santri tidak hanya dibekali dengan ilmu agama saja, melainkan juga berbagai ilmu umum dan ilmu pengembangan diri. Apalagi di tengah revolusi industri 4.0 yang menuntut santri harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi, khsusunya teknoligi digital yang dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran. Sehingga santri dapat berperan sebagai penggerak dalam menggunakan teknologi untuk berbagai kebaikan.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan peran tersebut. Di antaranya adalah dengan menjadi conten creator kebaikan. Media sosial saat ini dianggap menjadi salah satu media yang paling efektif untuk menyebarkan konten-konten kebaikan.

Saat ini telah bermunculan berbagai konten kebaikan di media sosial. Maka ini menjadi kesempatan bagi para santri untuk mengambil peran menjadi agen perubahan sebagai penyeru kebaikan di berbagai media sosial, sehingga pesan-pesan kebaikan akan lebih masif disebarkan. Selain itu para santri juga bisa membuat berbagai platform kebaikan yang mudah diakses terutama bagi para pemuda, platform tersebut bisa berisi tentang kajian Islam yang dikemas menarik, dan berbagai ilmu pengembangan diri yang disesuaikan dengan perspektif ajaran Islam.

Cara-cara tersebut tidak akan berhasil apabila lembaga tempat santri menimba ilmu pengetahuan tidak memberikan dukungan penuh. Maka dari itu diharapkan juga kerja sama yang maksimal mulai dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga untuk memfasilitasi santri agar dapat menjalankan perannya sebagai penggerak kebaikan di zaman serba canggih saat ini. Semoga dengan upaya-upaya tersebut dapat terus menjadikan santri berperan sebagai agen perubahan menuju kebaikan baik untuk bangsa maupun agama.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan