Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Santri

1,560 kali dibaca

Sebagai ideologi negara, Pancasila memiliki peran sangat penting dalam perjalanan Bangsa Indonesia, melalui berbagai peristiwa-peristiwa lampau yang bisa menjadi pelajaran bagi generasi masa kini. Sebagai ideologi negara, Pancasila juga telah turut membentuk pola pikir dan pola laku Bangsa Indonesia yang tetap menjaga dan menjunjung tinggi keragaman.

Pada kenyataannya, Pancasila dapat diterima sebagai ideologi negara karena lima sila atau dasar yang terkandung di dalamnya memang merupakan cerminan sifat dan perilaku orang Indonesia yang sesungguhnya.

Advertisements

Istilah Pancasila, yang berasal dari bahasa Sanskerta, untuk kali pertama dikenalkan oleh Soekarno pada sidang BPUPKI. Namun, sebenarnya jauh sebelum diperkenalkan oleh Soekarno, istilah tersebut ternyata sudah ada di dalam kitab Sutasoma karangan Empu Tantular.

Dalam mempersiapkan dasar negara, para pendiri bangsa sangat berhati-hati dalam perumusan nilai-nilai Pancasila, termasuk dalam pemilihan kata untuk setiap silanya, dikarenakan Pancasila ditujukan bukan hanya untuk satu golongan atau satu kelompok. Pancasila diciptakan untuk semua rakyat Indonesia dan itu berlaku sampai dengan sekarang. Inilah yang membuat Pancasila merupakan suatu ideologi yang berbeda dari ideologi-idelogi lainnya di dunia.

Saat ini, di era milenial, ada kecenderungan dari generasi muda memandang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sebatas formalitas belaka. Akibatnya, pola pikir dan pola laku generasi kekinian tidak didasarkan dan dipandu oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dalam konteks inilah, santri sebagai bagian dari anak bangsa memiliki tanggung jawab untuk terus turut menyemai nilai-nilaai Pancasila dalam kehidupan nyata. Sebab apa, tanpa gembar-gembor santri telah mengamalkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan pesantren. Berikut adalah gambarannya:

Pertama, di dalam pondok pesantren, para santru diajarkan tentang ketauhidan bahwa hanya ada satu Tuhan yang Maha Esa, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini juga disebutkan dalam surat Al-Ikhlas ayat pertama. Ini adalah pengalaman dari sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa.

Kedua, di dalam pondok pesantren, para santru diajarkan dan dilatih untuk memiliki sifat adil dan beradab. Hal ini disebabkan karena dalam kehidupan pondok pesantren, para santri hidup secara berdampingan sebagai makhluk sosial yanh peduli terhadap sesama. Dalam hidup bersama ini diperlukan sifat adil dan beradab kepada orang lain. Ini adalah pengalaman dari sila kedua,  Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Ketiga, tidak bisa dimungkiri bahwa persatuan adalah salah satu cara untuk membuat segala aktivitas menjadi lebih mudah. Di dalam pondok pesantren, santri mengikuti banyak kegiatan yang membutuhkan persatuan, dan hal ini yang membuat para santri belajar tentang persatuan itu sendiri dan juga fungsinya secara tidak sadar. Di pesantren, ini merupakan pengalaman dari sila ketiga, Persatuan Indonesia.

Keempat, di dalam pondok pesantren, para santri diharuskan mengikuti semua aktivitas yang dilambari sifat ikhlas tertanam dalam hati. Para santri juga dibiasakan bermusyawarah dalam membuat suatu kegiatan. Secara tidak langsung, ini merupakan pengamalam dari sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Kelima, di dalam lingkungan pondok pesantren, seluruh santri bisa merasakan keadilan yang sama, karena bukan hanya satu santri saja yang diutamakan atau diistimewakan. Tetapi, semua santri dianggap sama dan diperlakukan secara sama. Ini juga bagian dari pengalaman sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Itulah beberapa contoh nilai-nilai Pancasila yang sudah tertanam dan diamalkan oleh santri di lingkungan pondok pesantren. Namun, dalam situasi zaman yang seperti ini, santri memiliki tanggang jawab moral untuk menularkan pola pikir dan pola laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan masyarakat lebih luas, terutama untuk generasi.

Jika di zaman perang kemerdekaan para santri ikut berperan dalam mengusir penjajah, maka di zaman perang ideologi saat ini santri juga harus mengambil peran dalam membentengi bangsa ini dari pengaruh ideologi asing atau ideologi transnasional. Selain itu, diperlukan juga peran pemerintah untuk lebih intens lagi dalam program penguatan penanaman dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan