“Ngopi Merdeka” Bareng Santri Annuqayah

719 kali dibaca

Ada yang tersisa dari ragam cara kalangan pesantren merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2021. Salah satunya adalah “Ngopi Merdeka” di Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ini terjadi setelah para Pegiat Usaha Kedai Kopi (Coffee Shop) di Kabupaten Sumenep memilih merayakan Hari Kemerdekaan di lingkungan Pondok Pesantren Annuqayah bersama para santri. Mereka menggelar kegiatan bertajuk “Ngopi Merdeka Bareng Santri” yang ditempatkan di area Pesantren Annuqayah putra.

Advertisements

Setidaknya ada sebelas kedai dan komunitas pecinta kopi di Sumenep yang terlibat dalam kegiatan ini. Yakni, Perihal Kopi, B-Rung, Unarocku, Kopi Roman, Kedai KW, Warkop Dua Ruang, Mekar Sare, Doi.Co, Kancakona Kopi, Okara, dan HypeCloth.

Para pengusaha Coffee Shop menggelar “kedai kopi” di dalam pondok, dan menyediakan kopi kepada santri secara gratis.

Para santri menyambut antusias kegiatan ini. Di samping mendapat kopi gratis, mereka juga memperoleh hiburan setelah dalam keseharian senantiasa bergelut dengan kegiatan pesantren. Lebih dari itu, antusiasme santri juga disebabkan karena kegiatan ini bagian dari rasa syukur di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bagi santri kegiatan ini sangat menghibur dan memberikan warna lain dari keseharian santri. Mereka berbondong-bondong (tentu dengan prokes yang ketat) mendatangi kedai kopi yang diinginkan. Dari kedai kopi yang satu ke kedai kopi lainnya, rasa seduh aroma kopi menguarkan harum yang akan menjadi pengalaman tersendiri. Nah, di sinilah nilai keragaman itu ada di dalam secangkir kopi. Satu nama tetapi dapat dirasakan dengan cecap yang tidak sama.

“Meskipun sekarang pandemi dan pendapatan kita dari berjualan turun drastis, bukan berarti kita harus hilang kegembiraan dan rasa syukur,” ujar Oki dari Kedai Perihal Kopi. “Justru, sekecil apa pun kita harus tetap berupaya bisa saling berbagi,” lanjutnya dengan mata berbinar penuh kebahagiaan.

Dijelaskan lebih lanjut, masih menurut Oki, bahwa dipilihnya pesantren (Annuqayah) sebagai tempat kegiatan ini adalah bahwa kemerdekaan negeri ini dicapai antara lain melalui perjuangan kaum santri.

“Hitung hitung juga mengenalkan dunia ke-barista-an kepada adik-adik santri,” imbuh Oki dengan nada semangat meski terdampak pandemi.

Senada dengan itu, Qudsi Wahid dari Kancakona Kopi mengatakan, “Sekarang kalau bicara untung itu susah, Mas. Siapa tahu dengan berbagi kita dapat berkah doanya para santri,” ujarnya sambil tertawa.

Antusiasme santri sangat luar biasa atas adanya program ini. “Sayang sekali ini hanya di (pondok) putra. Padahal santri putri begitu dapat kabar adanya kegiatan Ngopi Bareng, mereka juga nunggu-nunggu, lho. Ngarep, gitu. Eh, ternyata hanya di santri putra,” demikian komentar Ida Ar-Rayyan, salah satu guru santri putri di Pesantren Annuqayah. Ida Ar-Rayyan ingin menyampaikan bahwa suatu saat di waktu-waktu yang akan datang, kegiatan “Ngopi Bareng” hendaknya juga diadakan di pondok putri.

Dan sebagaimana seringnya, selalu saja ada kelucuan dan keunikan di kalangan santri. Seduhan kopi yang sebenarnya dibagikan menggunakan paper cup, tiba tiba ada santri yang maju ke antrean menyodorkan teko besar, “Kak, kopi, Kak,” ucapnya dengan wajah datar dan tak acuh.

Saat ditanya mengapa pakai teko besar, dia menjawab, “Supaya tidak berkerumun antrenya, Kak. Jadi nanti tinggal dibagi dengan teman teman.”

Rasanya benar juga ya, di masa pendemi tidak boleh ada kerumunan, harus jaga jarak, dan protokol Covid-19 lainnya, merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan