MAWAR HITAM

890 kali dibaca

MAWAR HITAM

Derai asmara menghanyut luka
berkaca telapak empang sana
Mata air hanya diam tertawa
tentram riang dengan gemericiknya

Advertisements

Di gunung tinggi menjulang
muncul harapan burung kutilang
inginkan permata yang masih perawan
walau katanya telah tiada dikuburkan
lelah batinnya kembali mendesah
bagaikan dihajar batu dari tiap arah

Sakit, pedih, serta hanya pasrah.

Morleke,2022.

MELUKIS SENJA

Hari ini kukecupkan bibir pada irama
Alunan lagu dalam bingkai panorama.
Hanya lingkaran mata pena,
Mengadu sendu lewat puisi purba

Hari telah beranjak pulang
Meninggalkan kenangan bingkai kesepian
Sketsa alam memberi kecupan
Meski raga tak kuasa melayang
Sekadar bertahan dalam bayang-bayang

Di balik pegunungan rindang
Burung kutilang cekikikan
Mereka hanya melihat drama
Ilusi jiwa tidak punya makna
Berbisik doa menakar luka
Hening pena melukis senja

AL-MARDLIYYAH, PONDOKKU

Lidah diksiku mulai gemetar
Melihat nama dari jendela samar
Al Mardliyyah, papan itu berwarna hijau
Penuh beribu panca pengabdian
Sukma terhanyut ilusi menyerang
Mungkinkah waktu akan segera purna
Terbunuh berahi kata senja

Tidak… Inilah tempat bertapa, di dalamnya barokah dan ilmu ada
Tidak masalah terjal luka, berpisah jauh orang tua
Karena tempat ini laksana purnama
Menerangi bagi seluruh manusia

PETUAH BAROKAH
Teruntuk; Abah

Sudah ribuan kata engkau haturkan pada telinga, bisikkan nasihat serupa doa.

Sudah ribuan teladan engkau contohkan, hingga kulupa petuah perilaku awalan.

Hanya teladan engkau bagaikan matahari yang menghidupi ratusan mimpi, meski bayang mendung kadang menghampiri.

Lisan getir tanpa henti bertuah, memberi nasihat suci titipan Ilahi.
Hingga malaikat Rokib turun tangan, mengarsip jejak kebaikan lewat catatan.

Terkadang di pojokan aku hanya menetes air mata, berpikir buah tangan yang belum kupunya.

Hanya lantunan doa sengaja kusemayamkan,mengadu cerita kepada dzat ar-rohman.

Robbifirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shogira.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan