Rabu (29/6/2022) lalu, Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Sukowono, Jember, menggelar acara Peresmian Asrama dan Kampus Ma’had Aly. Acara penting tersebut dihadiri oleh Syekh Ridho Abdullah Muhammad Azb (Dosen Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir), KHR Ahmad Azaim Ibrahimy (Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo), dan KH Yazid Karimullah (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qarnain).
Setelah KHR Ahmad Azaim Ibrahimy meresmikan asrama dan gedung kampus Ma’had Aly Nurul Qarnain, beliau mengakhiri dengan munajat doa “hadzihid dar darullah wa fiha ibadullah ‘ammirha ya Rabbi bijahika ya Rasulallah.” Usai doa yang diamini seluruh mahasantri Ma’had Aly, para santri lain dari jenjang MTs, MA, Satuan Muadalah, MDT dan STIS, juga para simpatisan itu, rombongan masyayikh dihaturkan menuju kediaman pengasuh. Sementara para santri lain bergegas ke asrama masing-masing.
Tiba-tiba Yulianto, santri tamatan SMP asal Dawuhan Mangli, Sukowono, Jember, yang baru lima hari mondok, mensejajari langkah saya. Waktu itu ia berbaju putih dan kopyah putih. Ia bertanya dengan mukadimah salam.
“Assalamu’alaikum, Ustaz. Mohon maaf, saya mau tanya.”
“Ya, silakan. Mau tanya apa?” sahut saya.
“Ma’had Aly ini pondok belakangan ya, Ustaz?”
“Kenapa bilang belakangan? Karena baru diresmikan, gitu, maksudmu?” saya bertanya, tak paham arah pembicaraan Yuli, nama sapaannya.
Muka Yuli semakin serius. Kami antusias bercakap sambil berjalan di tengah para santri yang lain menuju asrama pusat di sebelah timur Ma’had Aly.
“Bukan. Tadi kan nama pondoknya Ma’had Aly. Pasti sebelum itu ada Ma’had Abu Bakar, Ma’had Umar, dan Ma’had Utsman. Benar?”
Langkah saya seketika terhenti. Seandainya saya sedang makan bakso, mungkin langsung keselek pentolnya. Hahaha… saya geli sendiri. Pertanyaan Yuli di luar dugaan.
“Ma’had Aly itu bahasa Arab. Ma’had artinya pondok atau lembaga, sedangkan Aly bermakna tinggi. Berarti Ma’had Aly adalah lembaga perguruan tinggi khas pesantren yang secara khusus mengkaji keilmuan Islam,” saya meluruskan pemahaman Yuli yang selama ini menganggap Ma’had Aly merupakan lembaga yang menyematkan nama sahabat-sahabat nabi sekaligus Khulafaur Rasyidin.
“Oh, gitu. Maaf, Ustaz, saya belum tahu.”