Kenapa Pondok Temboro Jadi Kluster Baru Corona?

2,778 kali dibaca

Pondok Pesantren Al-Fatah di Desa Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tengah menjadi sorotan. Musababnya, Pondok Temboro disebut-sebut sebagai kluster baru penyebaran Covid-19 di wilayah Jawa Timur. Itu terjadi setelah 43 santrinya dinyatakan positif Corona saat tiba di negara asalnya, Malaysia. Selanjutnya, Desa Temboro diisolasi total untuk membendung penyebaran virus Corona agar tak meluas.

Adalah Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah yang pertama menyebutnya sebagai kluster baru penyebaran Corona, Minggu (19/4/20), di Kuala Lumpur. Noor Hisham mengklain, kluster baru itu berasal 43 santri yang baru pulang dari Magetan dan dinyatakan positif Corona usai menjalani pemeriksaan setiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Advertisements

Begitu berita tersebut terkonfirmasi kebenarannya, pejabat pemerintahan Kabupaten Magetan dan Provinsi Jawa Timur langsung begerak. Apalagi ada laporan dari Makassar, Sulawesi Selatan, belasan santri Pondok Temboro yang baru tiba dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Minggu lalu, sebanyak 330 santri Pesantren Al Fatah pulang ke daerah Sulawesi Selatan.  Setelah dilakukan rapid test, 16 santri dinyatakan positif Corona.

Tak ayal, Pemerintah Kabupaten Magetan dan Provinsi Jawa Timur kalang kabut. Gubernur Jawa Timut Khofifah Indar Parawansa langsung mengirimkan 1.000 alat rapid test dan 2.000 paket logistik Covid-19. Bersamaan dengan itu, tim tracing dan tim tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur langsung bergerak ke Desa Temboro. Para petugas langsung melakukan pelacakan kontak dan pemeriksaan medis. Sebab, saat ini masih ada sekitar 6 ribu santri yang masih berada di pondok, belum pulang ke daerah-daerah masing-masing.

Pondok Pesantren Al-Fatah di Desa Temboro langsung diisolasi. Tidak hanya itu, seluruh desa itu juga diisolasi. Sebab, desa itu juga nyaris menyatu atau bahkan identik dengan Pondok Temboro itu sendiri. Para petugas khawatir telah terjadi banyak kontak langsung antara santri positif Corona dengan santri lain atau bahkan warga desa setempat. Maka, agar penyebarannya tidak meluas, tindakan yang harus dilakukan adalah isolasi dan tes medis masal.

Melacak Sumbernya

Kenapa Pondok Temboro menjadi kluster baru penyebaran virus Corona juga membingungkan petugas setempat. Sebab, selama ini tak ada laporan adanya penambahan pasien Corona dari daerah ini. Memang, sebelumnya telah ada seorang warga yang rumahnya dekat dengan pondok pesantren terkonfirmasi positif. Namun, warga tersebut langsung dibawa dan dirawat di RSUD dr Soedono Madiun. Kecil kemungkinan penularannya melalui kontak awal dengan pasien tersebut.

Selain dari seorang pasien Corona tersebut, bisa jadi penularan datang dari kontak-kotak lain. Sebab, Pondok Pesantren Al Fatah ini tergolong salah satu pesantren yang besar di Jawa Timur. Total santrinya mencapai lebih dari 22 ribu orang. Tak hanya dari Indonesia, lebih dari 2000 santri Pondok Temboro berasal dari berbagai negara di Asia, seperti Malaysia, Brunaidarussalam, Singapura, Thailand, Filipina, dan beberapa negara lainnya.

Bayangkan saja, kompleks pondok ini menempati lahan seluas lebih dari 50 hektare. Dengan jumlah santri yang mencapai puluhan ribu orang, kompleks pondok telah berubah menjadi kampung tersendiri. Dan faktanya memang demikian. Di sana telah dikenal sebagai Kampung Madinah, di mana santri dan warga setempat berbaur, membangun subkultur tersendiri sebagai “kampung islami”.

Dengan keberadaan pesantren ini, meskipun berstatus desa, Temboro menjadi “desa mondial” lantaran penghuninya berasal dari berbagai negara. Di tambah lagi, santri-santri di sini memiliki mobilitas dan pergerakan yang tinggi lantaran Pondok Al Fatah Temboro ternyata menjadi Markas Regional Wilayah Jawa Timur untuk Jamaah Tabligh. Sedangkan, Markas Pusat Jamaah Tabligh Indonesia berada di Masjid Kebun Jeruk, Jakarta Pusat.

Sebagai bagian dari Jamaah Tabligh yang berpusat di India ini, santri-santri Pondok Temboro yang menjadi anggota Jamaah Tabligh tentu memiliki mobilitas dan pergerakan yang tinggi. Sesuai ajarannya, mereka akan selalu bergerak berpindah-pindah ke berbagai daerah untuk melaksanakan tabligh atau dakwah.

Nah, di tengah pandemi Corona ini, mobilitas Jamaah Tabligh ini tentu dikhawatirkan akan memperluas, atau menjadi kluster baru, penyebaran virus Corona. Karena itulah, pemerintah langsung melakukan isolasi pondok, bahkan juga Desa Temboro

Multi-Page

Tinggalkan Balasan