ELEGI DOA BUAT AYAH
setarikan napas,
di beranda rumahmu berpucuk rindu
aku mengeja huruf alifmu
yang kau pancangkan di selembar daun kehidupan

Ayah,
pada rimbun waktu yang senyap
aku kibarkan doa di atas nisan
melarung kerinduan di wajah gerimis
agar mentari terus bersinar
Ayah,
damailah dalam pelukan Cahaya
menimang janji, melabuhkan mimpi
tentang seketsa senyummu yang lindap
menebar setaman nirwana
elegi doa buatmu, Ayah!
mengikat zikir di atas pusara
memilin perih cinta
di dermaga gelombang bunga
Sumenep, 11 November 2021.
MENARA TAKDIR(MU)
seikat nafiri,
gelombang dipacu riak doa-doa
labuh sekerat nurani
menaut harap lelap di puncak ombak
kesiap tarian jiwa,
bertanam basah dan bibir
laut-Mu merajut sepah
meluruh sepi, merepih sayap maghfiroh
melarung rindu,
simpuh sepandang pelangi
gegap kobar api-Mu
hilang gelap debur helai takdir
berkemas waktu,
kilau lembar tabur doa-doa
SN 115, 21092018.
MERANGKAI PILU AIR MATA DUKA
luka-luka,
air mata pengantar duka
darah memantik laksa bara
dibakar gelombang,
mentari ringkih di atas perih
jiwa-jiwa luka,
berkalang deru terbakar pedih
rebah nurani tak bersayap,
sepi mengikat selimut badai
terkapar di atas kibar doa-doa
bertanam air mata darah
Palu pilu,
luka duka petaka surga
mengalir serpihan doa
di tanah merah memeluk sajadah
Allahu Akbar!
ayat-Mu memilin satu hati
mengetuk mimpi setangkai harap
tentang kelindan cinta-Mu
di ujung mahligai firdaus-Mu
Tuhan!
seduh cium luka di batas nafiri
pada-Mu, kembali
Madura, 29-09-2018.
PURNAMA BERIKAT CAHAYA
di ufuk cakrawala,
menggantung pucuk melambai
janur berbisik berjuntai
menabur bulir cahaya purnama
langit berpendar,
kibar malam menyesap sepi
kemarau berbagi gelap
tentang kelindan cahaya
di raut wajah purnama
deru gigil gelombang,
senarai malam bermandikan kelam
derai pecah beribu angan
dermaga pilu muara mimpi
bersama gurindam rembulan
dekap ilalang menembus awan
malam masih mendayu,
desah memendam sejuta jiwa
Masalembu, 24-09-2018.
ilustrasi: affandi.