Corona Mewabah, Momentum Menjaga Imun dan Iman

2,559 kali dibaca

Suatu ketika Habib Ali Al Jufri menanyakan kepada gurunya, Habib Umar bin Hafidz, bagaimana menyikapi adanya wabah Corona. “Bagaimana kita menggabungkan sikap tawakal kepada Allah Swt dan mengambil cara ikhtiar dalam menghadapi wabah (Corona) ini? Pertanyaan ini diajukan melalui akun twitter @alhabibali, 20 Maret 2020.

Tanpa ragu dan berpikir lama, Habib Umar menjawab: “(Menghadapi wabah Corona) sama seperti bercocok tanam. Tabur benihnya, sirami, dan rawatlah tanamannya. Tetapi, tetaplah bersandar pada Allah Swt di dalam menghasilkan buah dan keselamatannya.”

Advertisements

Inilah keindahan sikap yang dicontohkan oleh para kekasih Allah dalam menghadapi persoalan. Lebih-lebih di tengah derasnya informasi seputar virus Corona yang boleh jadi membikin masyarakat bingung. Dialog antara Habib Ali Al Jufri dengan Habib Umar Al Hafidz memberikan gambaran pada kita agar senantiasa menjaga imun (kesehatan dan imunitas tubuh) sekaligus iman secara berimbang.

Menjaga imun atau dengan kata lain agar kita selamat dari ancaman virus Corona berarti melakukan upaya-upaya pencegahan sedini mungkin. Tentang caranya, ikutilah petunjuk para ahli medis dan imbauan dari pemerintah. Mulailah dengan rajin mencuci tangan, menerapkan pola hidup yang sehat, menghindari berkumpul di keramaian, dan lain-lain. Ini sama dengan apa yang dikatakan Habib Umar al Hafidz di atas, bahwa supaya hasil panen dan buahnya bagus, maka dibutuhkan benih dan perawatan pada tanaman yang baik.

Dengan menjaga imun berarti kita telah berikhtiar. Hal ini senada dengan anjuran Allah dalam Al-Quran surat Ar Ro’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Selanjutnya adalah menjaga iman. Kita harus menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi, termasuk adanya musibah wabah Corona ini, merupakan kehendak dan takdir Allah Swt. Seorang muslim harus meyakini bahwa yang menciptakan dan menggerakkan Covid-19 hingga menimbulkan korban jiwa di mana-dimana adalah mutlak atas ketentuan-Nya dan atas kehendak-Nya.

Karena itu, tidak semestinya kita khawatir pada wabah Corona melebihi takut kita kepada Allah Swt. Jika iman kita sudah benar, maka sikap terbaik saat kita menghadapinya adalah dengan menerima atas segala ketentuannya, yaitu ridlo dan sabar. Bukan panik, apalagi putus asa sehingga memutus kesadaran untuk bersandar kepada-Nya.

Allah memberi petunjuk dalam firman-Nya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innalillahi wainna ilaihi rojiuun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS Al Baqarah:155-157)

Maka, sikap yang tepat saat menghadapi pandemi Corona ini ialah keseimbangan antara menjaga imun agar tetap terlindungi dari bahaya virus ini sekaligus menjaga iman dan tetap menyandarkan harapan dan pertolongan hanya kepada Allah swt.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan