Corona Masuk Pesantren, 2 Positif, 1 Meninggal

4,054 kali dibaca

Pandemi virus Corona sudah mulai masuk lingkungan pondok pesantren. Sudah ada dua orang pengasuh pesantren dinyatakan positif Corona, seorang santri meninggal berstatus pasien dalam perawatan (PDP), dan sembilan lainnya berstatus orang dalam pengawasan (ODP).

Dua orang yang dinyatakan positif Corona adalah satu pengasuh pondok pesantren di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka adalah pasangan suami istri. Di pondok pesantren yang diasuh mereka terdapat ratusan santri, dan yang berkontak langsung dengan pasien ada 44 orang.

Advertisements

Para santri di pesantren tersebut akhirnya dikarantina dan dilakukan pemeriksaan kesehatan. Tidak menutup kemungkinan, jumlah orang yang terpapar Covid-19 ini akan bertambah. Seperti dikutip tribunpapua.com, karantina mandiri ratusan santri itu harus dilakukan untuk memastikan kondisi santri.

“Mereka baik (kondisinya), tapi harus diisolasi selama 14 hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi. “Ini masalah teknis kesehatan dan tadi sudah dijelaskan akan ada tracing untuk mengetahui siapa saja yang pernah kontak dengan pasien,” imbuhnya.

Santri PDP Meninggal

Dari Cilacap, Jawa Barat, dilaporkan ada satu santri dari sebuah pondok pesantren berstatus PDP meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Cilacap meninggal dunia, Jumat (27/3/2020).

Santri yang meninggal tersebut berjenis kelamin perempuan, berusia 13 tahun. Ia dinyatakan berstatus PDP padahal tidak memiliki riwayat keluar kota sebelumnya. Menurut keterangan dari

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Cilacap M Wijaya, seperti dikutip RRI, pasien merupakan santri ponpes di Kecamatan Kawunganten.

“Ada satu orang PDP meninggal, yang merupakan santri di pondok pesantren. Tetapi, sampai meninggal hasil lab belum keluar, sehingga belum dipastikan positif atau negatif,” ujarnya. “Pasien juga tidak memiliki riwayat ke luar kota, karena selalu berada di pondok pesantren,” imbuhnya.

Dijelaskan, santri ini memang mengalami gejala-gejala orang terjangkit Covid-19. Awalnya sesak napas selama satu minggu dan sudah demam sekitar dua minggu. Sehingga, pada Jumat pasien berobat di puskesmas dengan keluhan batuk, sesak napas, dan demam. Selanjutnya, saat berobat di RSI Fatimah, ia didiagnosa bronkhopenumonia.

“Lalu pasien dirujuk ke RSUD Cilacap pada pukul 17.00 WIB, dan pasien langsung dipindahkan ke ruang isolasi,” katanya. Namun, pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB kondisi pasien semakin menurun, dan mengalami sesak napas. Kondisinya pun semakin melemah. Pasien dinyatakan meninggal dunia pada Jumat pukul 03.30 WIB.

Santri Berstatus ODP

Sementara itu, dilaporkan ada 9 orang santri dari salah satu pesantren di Lawang, Malang, Jawa Timur, dinyatakan berstatus ODP. Kesembilan santri tersebut, bersama ratusan santri lainnya, telah dipulangkan dari Malang ke berbagai daerah di wilayah Kalimantan Selatan. Adapun, 9 santri berstatus ODP tersebut merupakan warga Banjarbaru, Kalsel.

Para santri tersebut telah di Bandara Internasional Syamsudin Noor, Rabu (25/3/20), dan dijemput langsung para pejabat setempat yang dipimpin Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kota Banjarbaru Said Abdullah. “Hasil dari pendataan, sembilan orang ini dalam keadaan sehat, tapi tetap dilakukan prosedur, mereka harus lapor ke Puskesmas dalam waktu empat belas hari, dan juga harus ada perlakuan khusus,” tandasnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan