Akhirnya, Santri Tebuireng Kembali ke Pondok

911 kali dibaca

Ribuan santri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur akhirnya bisa kembali ke pondok sejak Senin (20/7)2020). Selain diberlakukan protokol kesehatan sangat ketat, kedatangan santri kembali ke pondok dilakukan bertahap untuk mencegah penularan virus Corona atau Covid-19.

Pembukaan Pesantren Tebuireng ini sebenarnya tergolong telat dibandingkan dengan pesantren-pesantren lain. Seperti diketahui, setelah vakum sekitar tiga bulan akibat pandemi, sejumlah pesantren sudah mulai dibuka kembali sejak pertengahan Juni 2020. Namun, Pondok Tebuireng memilih langkah sangat berhati-hati untuk menghindari pesantren menjadi kluster baru penyebaran Covid-19.

Advertisements

Karena itu, pembukaan kembali Pondok Tebuireng dilakukan superketat. Selain harus mematuhi protokol kesehatan, kedatangan santri dilakukan bertahap. Sejak 20 Juni lalu, yang diminta kembali dating ke pondok hanya para pengurus dan pembina santri atau ustadz. Saat memasuki pondok, mereka harus menjalani rapid test dan karantina selama 14 hari. Setelah para pengurus dan pembina santri atau ustadz siap dan memperoleh pembekalan pengetahuan terkait adaptasi kebiasaan baru, barulah giliran santri diminta kembali ke pondok secara bertahap.

Mulai Senin kemarin, para santri dibolehkan ke pondok, namun belum semua. Baru sebanyak 578 santri kelas akhir yang diundang kembali ke pondok, atau setara dengan 59,8 persen santri kelas akhir di semua jenjang pendidikan. Ratusan santri Tebuireng yang kembali ke pondok ini terlebih dahulu harus melalui proses penapisan yang dipusatkan di terminal Kawasan Makam Gus Dur (KMGD) dan Pesantren Sains Tebuireng 2, Jombang.

Selain itu, sebelum memasuki lokasi penapisan, semua wali santri yang mengantar santri harus menujukkan surat hasil rapid test yang masih berlaku dan tetap dilarang masuk lokasi penapisan santri. Setelah lolos pada tahap penapisan, semua santri langsung menjalani karantina di ruangan khusus yang telah disiapkan pihak pondok. Ada lima lokasi karantina, yaitu Pondok Putri Tebuireng, Ma’had Aly Tebuireng, Kampus Unhasy B, MTs Salafiyah Syafi’iyah, dan kompleks Pesantren Trensains Tebuireng.

Karantina terhadap santri yang baru masuk pondok ini dilakukan selama 10 hari. Setelah usai menjalani masa karantina, para santri masih harus menjalani rapid test kedua. Rapid test ini difasilitasi oleh pihak pesantren secara gratis. Jika lolos tahap rapid test kedua ini, baru para santri dibolehkan memasuki kamar yang selama ini ditempati.

“Dengan prosedur ketat itu, kami berharap semua santri masuk pondok dalam keadaan sehat,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Pesantren Tangguh Tebuireng Nur Hidayat. Ia belum bisa memastikan kapan jadwal kedatangan santri tahap berikutnya.

Kasus Santri Gontor

Sementara itu, jumlah santri yang positif Covid-19 di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 2 terus bertambah, meskipun jumlah yang sembuh juga semakin banyak. Hingga saat ini, total santri terpapar virus Corona di Pondok Gontor telah mencapai 43 orang. Akhir pekan kemarin, ada tambahan 5 santri positif Corona.

Berdasarkan keterangan Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni, kelima santri tersebut sebelumnya memang terdeteksi reaktif berdasar hasil tes cepat (rapid test). Begitu ada indikasi terinfeksi Corona, para santri dari berbagai daerah di Indonesia ini kemudian dilakukan pengambilan sampel lendir hidung dan tenggorokan.

Hasilnya baru keluar Jumat (17/7/2020). “Semenjak dinyatakan reaktif mereka sudah melakukan isolasi di fasilitas yang disediakan pondok. Insyaallah, selanjutnya akan dirawat di Surabaya bersama santri/ustadz lainnya yang sudah dinyatakan positif sebelumnya,” kata Ipong.

Dijelaskan juga, sebanyak 19 santri Pondok Gontor 2 yang sebelum terpapar, berangsur sembuh dan diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya setelah hasil tes usap PCR dinyatakan negatif virus Corona. Santri Gontor yang sembuh langsung dipulangkan ke pondok untuk melanjutkan isolasi atau karantina 14 hari di shelter khusus yang telah disediakan pihak pondok.

Dengan kesembuhan 19 santri ini, berarti sudah 40 santri dari total 51 orang yang dinyatakan sembuh. Akumulasi kasus Covid-19 dari lingkungan Pondok Gontor hingga Senin (20/7/2020)  sore tercatat sebanyak 51 orang, dengan 40 di antaranya sembuh. Jumlah akumulasi itu termasuk tambahan enam kasus baru yang diumumkan Bupati Ponorogo Ipong Muslchlisoni itu.

Sementara itu, dari Wonogiri, Jawa Tengah, dilaporkan ada 38 santri Pondok Sempon, Desae Pandeyan, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, yang positif Covid-19. Akibatnya, empat desa yang berdekatan dengan Pondok Pesantren Sempon diisolasi. “Desa yang mengelilingi pondok sementara kami isolasi hingga dua pekan ke depan. Ada empat desa yang kami isolasi dibawah pengawasan Forkompicam,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo seperti dikutip kompas.com. Begitu diisolasi, akses jalan menuju empat desa tersebut tertutup.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan