Wasilah Ruang Terbuka itu Bernama duniasantri.co

799 kali dibaca

Saya merasa sangat gembira mengetahui bahwa duniasantri.co memasuki ulang tahunnya yang ke-3 di tahun 2022 ini. Saya sebagai santri yang nunut urip di sini begitu bersyukur. Sebab, banyak hal telah diberikan oleh duniasantri.co yang menyelamatkan saya pada waktu yang tepat (atas izin dan pertolongan Allah).

Pada dasarnya saya lebih sering menulis puisi sejak lulus dari ruang perkulihan, dan kurang terlatih menulis cerpen dan opini. Walaupun, dulu sewaktu kuliah memang tugas-tugas semacam itu ada, tapi hasrat untuk terampil menulis itu kurang sekali, ditambah informasi dan pengetahuan yang sungguh minim.

Advertisements

Dorongan saya menulis sebetulnya lebih kepada suatu pekerjaan yang “hanya (menulis) itu” yang dapat saya lakukan. Saya merasa seperti tidak begitu kerasan bekerja selain menulis. Hal itu saya alami sejak menjadi guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah menengah pertama di kampung saya. Tentu saja mengajarkan ilmu adalah kegiatan yang mulia. Namun, sebagai pengajar saya merasa tidak pantas, dan memang basis kuliah saya bukanlah dari pendidikan.

Perlahan, kegelisahan saya semakin dalam. Saya seperti kehilangan harapan hendak melakukan apa dan bagaimana. Saya mencoba membuktikan diri dengan terus menulis dan mengirimkannya ke media massa baik koran maupun situs daring. Pada mulanya semua itu tak membuahkan hasil. Saya menunggu sembari terus mengasah keterampilan, membaca aneka buku, menabung untuk membeli berbagai buku, berpikir setiap saat dengan bahasa. Semua benar-benar terasa lama dan cukup menyiksa saya.

Di sisi yang lain, saya semakin tidak kerasan mengajar. Bukan karena faktor anak-anak. Tentu, saya senang bisa bertemu mereka dan itu mengingatkan saya pada masa remaja saya dulu. Tetapi, ketidaksrekan itu timbul dari lingkungan sekolah yang seragam, ditambah buku-buku pelajaran yang menurut hemat saya kurang bagus isinya (Memang hal itu sudah sejak lama terjadi. Kualitas buku pelajaran di sekolah selalu buruk dari segi kertas maupun isi. Ini bisa dicek dalam esai-esai lama seperti yang pernah ditulis Mahbub Djunaidi, dkk). Kita semua tahu bahwa buku itu adalah proyek, dan proyek telah banyak masuk ke dalam dimensi kehidupan kita. Dan yang kritis justru di dunia pendidikan kita.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan