Wajah Ibu di Bingkai Jendela

2,081 kali dibaca

Telah sekian lamanya ibu pergi. Tiba-tiba aku merasa rindu. Ya, sangat rindu dengan wajah ibu yang teduh. Gurat kesabaran dan keikhlasan begitu jelas dalam ingatanku. Elusan tangan lembut ibu, serta tutur kata yang begitu kasih. Aku begitu kangen. Dalam pangkuan ibu, aku ingin rebah dan menumpahkan segala keluh dan kesah.

Tetapi, kini ibu telah tiada. Pergi untuk selama-lamanya. Tidak ada lagi kalimat-kalimat lembut yang selalu ibu ucapkan. Tidak ada lagi belaian tangan ibu di saat aku tidak enak badan. Tidak ada lagi panggilan sayang, yang biasa ibu lakukan di saat fajar menjelang.

Advertisements

“Nak, sudah salat?”

Aku terkesiap. Ketika ibu muncul di kaca jendela. Aku mengucek mata. Sekali lagi, dan lagi. Wajah ibu tetap ada di sana. Dengan senyum lembutnya. Dengan gurat keikhlasan yang tergambar jelas di raut wajahnya.

“Ibu,…” aku tercekat. Tidak percaya.

“Ya, Nak. Ini ibu,…” jawab ibu lembut

Aku beranjak lebih dekat ke bingkai jendela. Aku menyibak selambu yang sedikit menutupi kaca. Ibu tiba-tiba menghilang. Padahal barusan begitu nyata. Bahkan terasa begitu jelas sentuhan lembut tangan ibu. Tapi kini ibu entah di mana.

Aku membuka jendela. Di luar masih terang. Senja masih menggantung di ufuk langit. Rona awan merah menghias lanskap di ujung barat. Memang, ibu tidak ada. Mungkin itu hanya halusinasi saja. Karena aku rindu ibu. Karena aku begitu ingin berjumpa dengan ibu. Bahkan, meskipun itu hanya dalam sebuah mimpi. Sekiranya ibu datang dalam tidur malamku, itu sudah akan menjadi obat pengusir rindu.

“Rabbighfir li waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shoghiro; Tuhan, ampunilah aku dan kedua orang tuaku sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sejak dari kecil.”

Tiba-tiba terlontar kalimah thoyyibah. Aksara-aksara doa yang selalu aku ucapkan setiap selesai melaksanakan salat. Itu semua karena rasa cinta dan ruam rindu yang selalu menggelayut dalam hari-hariku. Kerinduan yang menghentak. Begitu menggedor-gedor dinding hatiku. Aku rindu ibu. Ya, rindu yang tak tertahan.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan