Urgensi Menolak Penceramah Radikal

806 kali dibaca

Di media massa, nama Presiden Joko Widodo seketika menjadi buah bibir. Hal ini tidak terlepas dari arahan yang disampaikan Jokowi dalam rapat pimpinan TNI-Polri yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Selasa (1/3), dengan tema “TNI-Polri Siap Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Reformasi Struktural”.

Dalam arahannya, Jokowi, mengingatkan TNI-Polri ihwal kedisiplinan nasional. Alih-alih berbicara tentang demokrasi dan kultur di tubuh TNI-Polri, ia justru memperingati para anggota TNI-Polri agar mengoordinasi keluarga mereka dari ancaman radikalisme. Bahkan, Jokowi mewanti-wanti kepada para istri anggota TNI-Polri supaya tidak asal memanggil penceramah.

Advertisements

“Ini bukan hanya bagi bapak-bapak atau ibu-ibu yang bekerja, tetapi yang di rumah juga sama. Hati-hati, ibu-ibu juga sama, kedisiplinannya harus sama. Nggak bisa, menurut saya, nggak bisa ibu-ibu itu memanggil misalnya, ngumpulin ibu-ibu yang lain, memanggil penceramah semaunya, atas nama demokrasi. Juga kesatuan harus koordinir hal-hal kecil tadi yang saya sampaikan, makro dan mikro. Ini makronya harus kita urus juga. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah kan nggak bisa begitu,” ujar Jokowi, seperti dikutip dari berbagai media.

Dari arahan Presiden Joko Widodo tersebut, kita bisa menduga bahwa betapa pentingnya sosok penceramah yang santun, toleran, penuh kasih sayang, serta menebarkan keharmonisan antar-setiap warga negara. Juga, mengingatkan kita perihal bahaya dari para penceramah radikal-intoleran, karena dapat memecah-belah bangsa, melahirkan konflik, serta acap berseberangan dengan ideologi dan falsafah bangsa Indonesia.

Menolak Penceramah Radikal

Diakui atau tidak, beberapa tahun terakhir ini kita melihat wajah dakwah yang dilakukan sebagian penceramah tidak lazim atau berbeda. Pasalnya, pesan-pesan dakwah seharusnya disampaikan dengan penuh kasih sayang, ramah, santun, toleran, dan lain sebagainya, kini justru menampilkan wajah yang sebaliknya; kasar, penuh ujaran kebencian, serta saling mencaci dan memaki kelompok yang berbeda mewarnai realitas kehidupan masyarakat.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan