Tipologi Ulama dalam Menyikapi Pandemi

758 kali dibaca

Kita sebagai umat muslim rasanya tidak mungkin untuk tidak menghormati atau tidak mengikuti ulama. Karena, dari ulamalah kita mengambil dan memahami nilai, juga tafsir-tafsir agama. Ulama sendiri adalah “men of knowledge”, yakni orang-orang yang berilmu dan memahami agama. Yang mana turunan atau keberadaannya kita pahami sebagai ustaz, gus, kiai, tuan guru, buya, dan semacanya (penamaan sesuai daerah).

Ulama sebagai penerus estafet kenabian (waratsatul al ambiya) tentu membawa amanat dan tanggung jawab yang tidak ringan. Karena, dalam kehidupannya, kalam Allah dan ajaran Nabi yang harus disampaikan. Termasuk, mengangkat manusia (pemahaman; kesadaran; keinginan) dari lubang kegelapan atau kesalahan ke tempat yang sesuai dengan kalam Allah dan ajaran Nabi.

Advertisements

Tugas ini membuatnya harus menghindari dusta, caci maki, juga eksploitasi opini. Dan hal ini tidak praktis begitu saja, karena kesiapan dan kredebilitas seorang ulama itu salah satu kunci dari keberhasilan tanggung jawab ini. Yang mana, dalam bahasa fikih disebut dakwah-berdakwah.

Sebagai tokoh masyarakat atau sosial, sering kali ulama menjadi penggerak dalam kegiatan multidemensial. Hal ini juga seiring dengan perkembangan umat, ilmu pegetahuan, juga kebutuhan umat itu sendiri. Dalam arti, ulama punya andil dalam berbagai lini, sebut saja: pendidikan, sosial, kebudayaan, hingga politik.

Dan dari titik ini timbulah dua sisi. Pertama, hal ini menjadi capaian bagus dalam rangka kebutuhan dan pemenuhan dakwah yang berdimensi luas, sehingga edukasi maupun sosialisasi pada umat menjadi lebih kompleks. Kedua, menjadi bermasalah jika berlebihan, salah tupoksi, dan salah penempatan. Biasanya hal ini didukung oleh arogansi opini sepihak, tidak berdasar, dan tidak paham konteks-keilmuannya.

Kenyataan itu tidak bisa dielakkan begitu saja, mengingat keleluasaan dan seperangkat panggung bersuara di negara demokrasi ini. Kita tahu banyak ulama yang berbicara mengenai hal tersebut, dan umat menjadi lebih terbuka dan berwawasan. Dan menjadi goals dalam proses dakwah itu sendiri.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan