Tafsir Kedekatan Tuhan dalam Puisi Abdul Hadi WM

1,803 kali dibaca

TUHAN, KITA BEGITU DEKAT

Tuhan

Advertisements

Kita begitu dekat

Sebagai api dengan panas

Aku panas dalam apimu

 

Tuhan

Kita begitu dekat

Seperti kain dengan kapas

Aku kapas dalam kainmu

 

Tuhan

Kita begitu dekat

Seperti angin dan arahnya

Kita begitu dekat

 

Dalam gelap

Kini aku menyala

Pada lampu padammu

1976

***

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), ‘Aku itu dekat’. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

Sengaja saya membuka diskusi ini dengan ayat tersebut, sebagai komparasi atas sebuah ayat lain yang menyatakan bahwa, “Dan kami lebih dekat dari urat leher,” (QS. Al Qaaf : 16). Sebagai pembanding dalam sebuah polemik makna dekat yang —mungkin terlalu jauh—terjerumus ke dalam ideologi yang melenceng dari kaidah keislaman.

Dan masih banyak lagi ayat atau hadits yang menyatakan bahwa Tuhan(?) atau malaikat dekat dengan manusia sebagai indikasi kekuasan Yang Maha Mutlak (terlepas dari ikhtilaf ulama tafsir tetang makna “kami” dalam ayat Qaaf: 16 tersebut). Namun, di sini saya ingin berfokus pada konsep makna dekat yang kemudian dipelintir ke dalam bentuk ideologi menunggal. Ada yang menyebut “wihdatul wujud,” “manunggaling kawula gusti,” dan “satu dalam tiga, tiga dalam kesatuan.” Atau mungkin masih ada istilah-istilah lain yang beranggapan bahwa “dekat” itu semakna dengan “penyatuan”.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan