Sunan Drajat, Pesantren Warisan Wali Songo

4,117 kali dibaca

Dibangun di atas reruntuhan peninggalan Wali Songo, Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan meneruskan tradisi syiar Islam dari Sunan Drajat. Tak hanya menjadi lembaga pendidikan, Pesantren Sunan Drajat juga menjadi pusat pengembangan ekonomi rakyat. Unit usahanya beragam, mulai dari produksi garam hingga pembuatan kapal.

Pondok Pesantren Sunan Drajat terletak di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Pendirinya adalah KH Abdul Ghofur. Meskipun baru didirikan pada 7 September 1977, namun Pesantren Sunan Drajat ini memiliki sejarah yang panjang, bersambung hingga ke Sunan Drajat, salah satu tokoh Wali Songo yang hidup di abad ke-14.

Advertisements

Sekitar tahun 1440-an, atas perintah ayahnya, Sunan Ampel, Raden Qosim datang ke Kampung Jelaq untuk membantu Mbah Banjar dan Mbah Mayang Madu mengajar ilmu agama kepada masyarakat setempat. Mbah Banjar adalah pelaut asal Banjar yang terdampar di Pantai Jelaq. Sedangkan, Mbah Mayang Madu merupakan tetua masyarakat setempat. Saat itu, kehidupan masyarakat di sana masih jauh dari nilai-nilai ajaran Islam.

Dengan kedatangan Raden Qosim, dimulailah babak baru kehidupan masyarakat Jelag. Raden Qosim membangun pondok sederhana di sepetak tanah sebagai tempat belajar mengajar. Saat itu, tiap kali mengajar, Raden Qosim selalu mengatakan bahwa barang siapa yang datang untuk mencari ilmu, maka oleh Allah akan ditinggikan dejaratnya. Masyarakat sekitar akhirnya berbondong-bondong datang untuk mencari ilmu, dan Raden Qosim memperoleh julukan Sunan Drajat.

Dalam perkembangannya, pesantren yang dirintis oleh Sunan Drajat tersebut diteruskan oleh keturunannya. Namun, saat Belanda menjajah dan menguasai Nusantara, pesantren tersebut berangsur-angsur mati, dan petilasannya akhirnya terkubur waktu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan