Sumberwringin dan Ketokohan Kiai Umar

10,456 kali dibaca

Ketika masih hidup, KH Abdurrahman Wahid alis Gus Dur dikenal dekat dengan seorang kiai yang justru tak sepopular kiai-kiai kondang. Saban ke Jember, baik resmi maupun diam-diam, Gus Dur selalu menyempatkan diri berkunjung, silaturrahmi, sungkem, kepadanya. Dan ini sudah menjadi “rahasia umum” di kalangan Nahdliyin di Jawa Timur, khususnya Jember.

Kiai dimaksud adalah KH Khotib Umar, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Sumberwiringin, Jember. Seperti halnya Gus Dur, Kiai Khotib Umar juga telah lama berpulang. Kiai Khotib Umar adalah generasi ketiga dalam kepemimpinan Pesantren Raudlatul Ulum. Tapi, apa yang dilakukan Gus Dur itu menyisakan gambaran akan posisi “kewibawaan” Pesantren Raudlatul Ulum dan ketokohan kiai-kiai yang mengasuhnya. Raudlatul Ulum adalah salah satu pesantren salaf tertua, dan hingga kini tetap eksis dengan beberapa modifikasi model kepeminpinan pesantrennya.

Advertisements

Menjadi Kiai Umar

Meskipun menyandang nama Raudlatul Ulum, orang lebih sering menyebutnya dengan Pondok Sumberwringin, merujuk pada lokasi pesantren ini berada, yaitu Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sebagai salah satu yang tertua, tentu Pondok Sumberwringin memiliki sejarah yang panjang.

Pada mulanya, Pondok Sumberwringin ini diasuh oleh KH M Syukri, paman ipar dari KH Umar, ayahanda Kiai Khotib Umar. Pesantren ini didirikan oleh K Syukri pada 1912. Kondisi sosial masyarakat Sukowono yang saat pesantren ini mulai didirikan dinilai jauh dari nilai-nilai agama Islam. Inilah yang mendorong Kiai Syukri mendirikan pondok pesantren salaf di daerah tersebut. Di masa-masa awal itu, dalam mengajarkan pendidikan agama K Syukri langsung memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam bentuk pengajian. Pengajian kitab dilakukan dengan metode sorogan dan wetonan. Pada 1912 itu, baru ada sekitar 15 orang yang berasal mengaji. Mereka berasal dari daerah sekitar.

Pada 1930, kepemimpinan Pondok Sumberwringin beralih ke Kiai Umar setelah KH M Syukri wafat. Kiai Umar sendiri terlahir dengan nama Abdul Mushowwir pada 1904 dari pasangan Kiai Ahmad Ikram dan Nyai Aminah. Ia lahir di Desa Suko, Kecamatan Jelbuk, Jember.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan