Santri Tuban Lembur Bikin Masker, Dibagikan Gratis

2,530 kali dibaca

Di saat ribuan santri dari berbagai pondok pesantren mulai pulang ke rumah masing-masing karena masa libur dipercepat gara-gara wabah Corona, sejumlah santri di Tuban, Jawa Timur, masih menyempatkan diri memproduksi masker yang memang langka di pasaran. Alat pelindung diri itu akan dibagikan secara gratis.

Adalah puluhan santri dari Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin al-Islamiyyin (NTI) yang terletak di Desa Kebonharjo, Kecamatan Jatirogo, Tuban, yang kerja lembur memproduksi masker secara mandiri tersebut. Pada Minggu (29/3/2020) sudah selesat terbuat ratusan masker siap pakai.

Advertisements

Puluhan santri tersebut terlihat terampil menjahit membuat masker lantaran telah mendapatkan pelatihan menjahit di Balai Latihan Kerja (BLK) atau laboratorium menjahit milik pesantren setempat. Ratusan masker tersebut rencananya dibagikan secara gratis kepada seluruh santri putra dan putri. Selain itu, juga diberikan kepada para kiai dan puluhan guru yang mengajar di MTs dan MA Unggulan Ulumiyyah Kebonharjo, yang terintegrasi dengan Ponpes NTI.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren NTI Kebonharjo, KH Achmad Alam Farid, produksi masker dilakukan mandiri lantaran pihak pesantren kesulitan mendapatkan barang itu di toko. Sedangkan, jika membeli secara online pun, ternyata beberapa penjual mematok harga cukup tinggi.

Merespon kondisi tersebut, maka pihak pesantren memutuskan untuk memproduksi sendiri. Produksi masker mandiri ini juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan virus Corona. Para santri yang akan dipulangkan ke rumah masing-masing juga akan dibekali dengan masker produksi mandiri ini.

“Ini kami bagikan gratis kepada seluruh santri dan guru pengajar. Mereka kami pulangkan, yang dekat diantar menggunakan kendaraan. Sedangkan, yang jauh dijemput keluarga menggunakan mobil pribadi. Mereka kami bekali masker,” terang Farid seperti dikutip bloktuban.com.

Masker-masker tersebut dibuat dari bahan kain jenis wolly crepe. Satu masker bisa selesai hanya lima menit. Justru yang butuh waktu lama adalah proses pemotongan kain. Ada keinginan dari pihak pesantren untuk memproduksi lebih banyak masker. Namun, keinginan itu terkendala karena banyak santri dididikan BLK yang terpaksa pulang karena penyebaran Covid-19 kian masif.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan